Isnaeni, Ahmad (2019) Penggunaan dupa pada tradisi ngukus dalam pengurusan jenazah. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (28kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (24kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (26kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (241kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (446kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (695kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (29kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (235kB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini tentang Penggunaan Dupa pada Tradisi Ngukus dalam Pengurusan Jenazah. Ditulisnya penelitian ini dilatarbelakangi oleh keunikan yang terdapat di desa Sudi. Di sana terdapat fenomena ngukus (membakar kemenyan) yang dijadikan salah satu ritual dalam proses pengurusan jenazah. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah asal-usul penggunaan dupa, prosesi tradisi ngukus, dan makna yang terkandung pada tradisi ngukus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) asal-usul penggunaan dupa pada tradisi ngukus; 2) prosesi tradisi ngukus dalam pengurusan jenazah; dan 3) makna yang terkandung pada tradisi ngukus dalam pengurusan jenazah. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif fenomenologis. Pendekatan yang digunakan adalah fenomenologi agama dari Alfred Schutz. Pengertian metode penelitian kualitatif sendiri adalah penelitian yang bersifat artistik (kurang berpola) dengan data yang dihasilkan yang masih perlu diinterpretasi lagi. Alasan peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif adalah karena objek penelitiannya adalah pemaknaan dari masyarakat yang tentunya data-data yang dihasilkan akan beragam dan senantiasa berubah. Teori yang digunakan adalah fenomenologi dari Alferd Schutz. Inti pemikiran dari teori tersebut adalah makna sosial dari perilaku manusia, makna intersubjektif dari tindakan manusia, dan tujuan dari tindakan manusia. Teori ini akan menjawab tiga pertanyaan penelitian. Makna dari tindakan manusia akan menjawab pertanyaan makna penggunaan dupa. Tujuan dari tindakan manusia yang mengandung dimensi hostoris masa lalu dan masa depan akan menjawab pertanyaan asal-usul penggunaan dupa. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa asal usul dari penggunaan dupa itu adalah tradisi yang diwariskan dari keluarga dan leluhur. Pewarisan murni pada tradisi ngukus adalah kemenyan. Sedangkan pada keumuman masyarakat, mereka tidak membatasi media yang digunakan. Mereka menggunakan media apa saja asal mudah dicari. Kemenyan dapat diganti dengan dupa. Jenis direct burning dan indirect burning dapat digunakan pada tradisi ngukus di keumuman masyarakat. Tradisi ngukus memiliki rukun-rukunnya. Pertama, tradisi ngukus harus dipimpin oleh tetua atau kuncen. Kedua, tradisi ngukus memerlukan dupa, bara api, dan paddupan (wadah). Ketiga, tetua membacakan jampe sebelum membakar kemenyan. Keempat, asap dupa menyebar ke seluruh ruangan hingga ke angkasa. Makna dari tradisi ngukus memiliki variannya. Dilihat dari sudut pandang sejarahnya, tradisi ngukus dilakukan sebagai rasa terimakasih kepada para leluhur. Dilihat dari sudut pandang prosesnya, tradisi ngukus memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Elemen api, tanah, dan udara menjadi elemen yang dihayati oleh manusia.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | dupa; tradisi; ngukus; jenazah; |
Subjects: | Death Customs |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi, Studi Agama Agama |
Depositing User: | Ahmad Isnaeni |
Date Deposited: | 12 Nov 2019 03:10 |
Last Modified: | 12 Nov 2019 03:10 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/26945 |
Actions (login required)
View Item |