Fathurrohman, Moh (2017) Internalisasi nilai-nilai tasawuf menurut Syaikh Mutamakkin Kajen- Pati-Jawa Tengah. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_COVER.pdf Download (199kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_ABSTRAK.pdf Download (295kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3-DAFTAR ISI.pdf Download (193kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_BAB I.pdf Download (686kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (479kB) |
||
Text (BAB III)
6_BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (443kB) |
||
Text (BAB IV)
7_BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (539kB) |
||
Text (BAB V)
8_BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (295kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (416kB) |
Abstract
Syaikh Mutamakkin merupakan tokoh tasawuf Nusantara di abad 18. Syaikh Mutamakkin juga diyakini telah menempati kedudukan wali Allah, memiliki pengetahuan mendalam tentang ilmu syariat, tariqat dan hakikat-makrifat, serta dikaruniai kekuatan karamah baik semasa hidupnya maupun semasa wafatnya. Maka menarik untuk kita telaah mengenai Internalisasi Nilai-Nilai Tasawuf menurut Syaikh Mutamakkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep tasawuf menurut Syaikh Mutamakkin dan mengetahui bagaiamana internalisasi nilai-nilai tasawuf menurut Syaikh Mutamakkin. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif melalui library research. Sumber data diperoleh dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Hasil dari penelitan ini adalah Bahwa Konsep utama tasawuf Syaikh Mutamakkin adalah pemurnian kepercayaan (‘aqidah) pada keesaan Tuhan. Dalam upaya internalisasi-nilai-nilai tasawuf menurut Syaikh Mutamakkin ada tiga hal. Pertama, dengan Takhalli (pengosongan dari sifat-sifat tercela). Proses peningkatan kesadaran penyucian jiwa agar sampai pada kesadaran yang lebih tinggidapat dipahami dari fenomena kisah perjalanan langsung Syaikh Mutamakkin. lima tahap yang harus ditinggalkan: (1) berdebat yang akan melahirkan penyakit hati dan bahaya, (2) yaitu menyibukkan diri dengan orang-orang yang berkepribadian dungu, (3) yaitu menjawab pertanyaan, namun kondisi jawaban yang akan diberikan tidak akan dipahaminya, (4) yaitu bersikap acuh terhadap orang yang meminta jalan keluar yang lebih baik, sementara orang ini berhati bersih, (5) adalah bersikap condong terhadap penguasa yang lalim. Kedua, Tahalli Melalui Syariat dan Kearifan Lokal. Tahalli artinya pengisian jiwa setelah dikosongkan dari akhlak-akhlak yang tercela. Melalui syariat syaikh Mutamakkin menunjukkan filosofi sholat. Dan melalui kearifan local, melalui dua ungkapan Sing sopo wonge ngaku anak putuku kok gelem mulang, yen ora kuat mangan, mongko ongkak-ongkao pathokku dan Sing Pendhitku Ngusap ing Mbun. Dan yang ketiga, Menjadi Insan Kamil.Syaikh Mutamakkin menunjukkan bahwa Insan Kamil itu harus dilihat dari segi fungsinya, yakni orang akan mencapainya dengan jalan tidak pernah lalai atau lupa dzikir kepada Allah, walau sekejab mata selama-lamanya, sehingga semua sikap, gerakan dan kegiatannya adalah dari Allah.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | internalisasi; nilai; tasawuf; Syaikh Mutamakkin; |
Subjects: | Islam > Sufi Orders |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi |
Depositing User: | rofita fita robi'in |
Date Deposited: | 10 Dec 2019 02:46 |
Last Modified: | 10 Dec 2019 02:46 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/28157 |
Actions (login required)
View Item |