Peranan Bimbingan Sosial dalam Meningkatkan Sikap Toleransi Antara Lansia di Balai Pemberdayaan Sosial Tresna Werdha Ciparay

Huda Nurfadilah, Huda (1210401038) (2014) Peranan Bimbingan Sosial dalam Meningkatkan Sikap Toleransi Antara Lansia di Balai Pemberdayaan Sosial Tresna Werdha Ciparay. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (100kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (103kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (142kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (487kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (428kB)
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (344kB)
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (109kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (106kB)

Abstract

Pada umumnya lansia merupakan bagian dari generasi tua yang akan menghadapi masalah. Lansia yang berada di Balai Pemberdayaan Sosial Tresna Werdha Ciparay sebagian besar sudah tidak memiliki keluarga atau kerabat dekat, bahkan dari mereka adalah lansia yang terlantar. Kondisi lansia seperti ini menyebabkan mereka mengalami berbagai perasaan seperti sedih, cemas, mudah tersinggung, kesepian bahkan depresi. Lansia yang tinggal di BPSTW harus mampu menyesuaikan diri, karena lansia berasal dari latar belakang yang berbeda tidak jarang timbul permasalahan diantara mereka. Dengan kondisi seperti ini lansia membutuhkan pendampingan berupa bimbingan sosial. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1) program bimbingan sosial, (2) mengetahui proses bimbingan sosial dalam meningkatkan sikap toleransi antar lansia, (3) mengetahui usaha yang telah di tempuh oleh pekerja sosial dalam meningkatkan sikap toleransi antar lansia dan (4) mengetahui perkembangan sikap toleransi yang dimiliki lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha (BPSTW) Ciparay Bandung. Penelitian ini didasarkan pada kerangka pemikiran bahwa lansia mengalami banyak perubahan sehingga lansia harus mampu untuk menyesuaikan diri baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Bimbingan yang diberikan adalah bimbingan sosial, hal ini menunjukan bahwa peran pembimbing dan proses bimbingan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan yang terjadi pada lansia khususnya mengenai masalah sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, untuk mengungkapkan dan memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya hasil penelitian. Adapun teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan kepada pekerja sosial sekaligus pembimbing dan lansia yang berada di Balai Pemberdayaan Sosial Tresna Werdha Ciparay. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) program bimbingan sosial sesuai dengan tujuan dan fungsinya serta peran pembimbing (pekerja sosial) sebagai broker, mediator, public educator, advocate, outreach, konsultan dan konselor. (2) proses bimbingan sosial di BPSTW melalui 4 tahapan yaitu: (a) tahap penjajagan; (b) tahap pendekatan awal dan penerimaan, (c) tahap pelaksanaan pelayanan dan (d) tahap pengakhiran pelayanan. (3) usaha yang ditempuh peksos dalam memberikan bimbingan sosial dilakukan dengan cara bimbingan individu dan kelompok serta bekerja sama dengan instansi lain seperti rumah sakit, pihak kepolisian, rumah sakit jiwa dan KUA. (4) perkembangan sikap toleransi lansia diantaranya: para lansia sudah menyadari bahwa mereka yang tinggal di balai adalah saudara dan sama derajatnya, sehingga mereka dapat saling membantu, menyayangi, menghargai dan menghormati satu sama lain serta lansia sudah mampu bangkit dari rasa kesepiannya.

Actions (login required)

View Item