Salsabila, Qabila (2017) Penafsiran ayat-ayat tentang aurat perempuan menurut Muhammad Syahrur. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (112kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (192kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (168kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (361kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (332kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (543kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (234kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (222kB) | Request a copy |
Abstract
Pada kasus menutup aurat Muhammad Syahrur menafsirkan batasan aurat yang sangat signifikan dari para mufassir maupun mufaqqih lain. Dia mempunyai teori yang di namakan Nazhariyat al-Hudud atau biasa disebut dengan teori limit yang terbagi menjadi dua yaitu batas maksimal (Hadd al’A’la) dan batas minimal (Had al-Adna) dengan menutup bagian atas (al-Juyub al-Ulwiyyah) dan menutup bagian bawah (al-Juyub as-Sufliyah). Dalam menjawab permasalahan di atas, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research) dengan metode penyajian data secara “Deskriptif Analysis” dengan menggambarkan bagaimana Muhammad Syahrur menafsirkan tentang aurat perempuan dalam surah an-Nur [24]: 31, al-Ahzab [33]: 59 dan al-Ahzab [33]: 53. Dengan teori batasnya, Muhammad Syahrur mencoba untuk menerapkan ayat-ayat muhkamat al-Qur’an dalam realita kehidupan dengan batasan-batasannya. Syahrur beranggapan hukum-hukum yang terdapat dalam al-Qur’an bersifat elastis yang bisa ditarik dan disesuaikan dengan tempat dan zaman. Menurut Muhammad Syahrur ada tiga ketentuan menurut terkait dengan pakaian perempuan: a) Perempuan dilarang atau tidak di perbolehkannya terbuka (telanjang) kecuali hanya suaminya, b) Batasan minimal perempuan secara umum menurutnya adalah menutup daerah intim bawah (al-Juyub as-Sufliyyah). Bagian ini disebut sebagai aurat berat (al-‘Awrah al-Mughallazah). Bagian inlah yang harus ditutupi ketika berhadapan dengan orang-orang yang empat belas disebutkan di dalam surah an-Nur 31 pada tabel penjelasancdiatas. Dan menutup daerah intim atas (al-Juyub al-Ulmiyyah), c) Pakaian untuk aktivitas dan bersosialisasi, ketentuannya berawal dari batas minimal kemudian disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat. Batasan ini pun memiliki tingkatan-tingkatan hingga sampainya kepada batasa maksimal yang hanya memperlihatkan wajah dan kedua telapak tangan. Konsekuensi perempuan yang menampakkan bagian al-Juyub menurutnya berarti ia telah melanggar Hudud Allah. Muhammad Syahrur berpendapat bahwa jilbab (kerudung) atau tutup kepala baginya bukan termasuk pada prinsip keislaman ataupun keimanan seseorang, melainkan hanya mengikuti kebiasaan masyarakat secara umum. Dari ide-ide kontroversial Muhammad Syahrur tentang pemikirannya dalam kitab al-Kitab wa al-Qur’an Qiro’ah Muassiroh menjadi buah bibir di kalangan internasional dan banyak menuai pendapat pro-kontra.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | tafsir ayat; aurat perempuan |
Subjects: | Islam > Interpretation and Criticism of Koran Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Ilham Nurfauzi |
Date Deposited: | 27 Aug 2020 05:48 |
Last Modified: | 27 Aug 2020 06:08 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/32823 |
Actions (login required)
View Item |