Analisis film Ex-Machina dalam kaca mata filsafat teknologi Don Ihde

Nursyaaadah, Nursyaaadah (2019) Analisis film Ex-Machina dalam kaca mata filsafat teknologi Don Ihde. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (96kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (299kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (325kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (579kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (524kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (335kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (303kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (323kB) | Request a copy

Abstract

Abad 20 merupakan ujung dari revolusi industri dan menciptakan revolusi teknologi. Sementara itu abad 21 ditandai dengan revolusi komunikasi. Perluasan teknologi tidak dapat dihindari lagi. Pertautan antara manusia dengan teknologi sejak pertengahan abad 20 sudah diramalkan Heidegger akan semakin meningkat. Bahkan, posmodernisme yang muncul bersamaan dengan studi budaya (cultural studies) menggeser tema besar filsafat—dari manusia, ke gejala. Prediksi posmodernisme menciptakan celah-celah interpretasi sehubungan dengan meningkatnya mobilitas manusia dalam menggunakan teknologi. Dalam ranah komunikasi pun muncul banyak variasi, teknologi visual, teknologi suara yang memiliki akar dari teknologi komputasi dalam mengolah data dan jaringan. Pada titik ini teknologi telah menjadi salah satu bagian dari lebenswelt hidup manusia. Kecerdasan artifisial (AI) dasar pada abad 20 kian dipertegas dan dimajukan dengan semakin tingginya akses manusia pada portal digital melalui perangkat komputer. Belum lagi pemutakhiran berbagai utilitas yang kian diciutkan ke dalam sebuah perangkat kecil telpon selular pintar (smart phone). Bidang robotik yang kian mutakhir. Semua ini memicu pertanyaan fundamental: akankah manusia mampu menciptakan AI berkesadaran serupa manusia secara teknologis? Namun bagaimana dengan implikasinya? Di sini Don Ihde dengan posfenomenologi coba membicarakan relasi faktual manusia dengan teknologi dalam perspektif filsafat teknologi. Bahwa hidup otentik sebagai manusia tentu saja penting. Dan sebab itu kesadaran manusia akan teknologi harus ditingkatkan. Sebab dalam relasi itu manusia, menurut Ihde, cenderung melebur (embodied) dengan teknologi. Melalui metode interpretasi fenomenologis, dalam kaca mata filsafat teknologi Don Ihde, penulis mengarahkannya pada analisa film Ex Machina. Alasannya bahwa dalam film tersebut banyak hal-hal yang merupakan prediksi sekaligus menarik untuk dijadikan pembahasan. Terutama berkenaan dengan hubungan manusia dengan teknologi (AI). Prediksi dan gejala ke arah psikopatologi teknologis dimana manusia semakin tidak menyadari secara utuh posisinya sebagai manusia dan teknologi yang digunakannya. Dalam menyoroti fenomena itu, pendekatan Ihde sangat dibutuhkan. Teknologi dalam kehidupan manusia selalu berada dalam posisi sebagai medium. Namun pada praktiknya kesadaran ini hilang sehingga manusia larut di dalamnya. Dari penelaahan penulis, didapatkan sejumlah fakta menarik. Manusia dapat dipengaruhi teknologi sehingga ia larut di dalamnya. Selain itu dari sifat teknologi sebagai medium, secara tidak sadar dapat berubah sebagai tujuan. Dalam kasus film Ex Machina, ditinjau dari filsafat teknologi Don Ihde, jelas bahwa di sana tampak bahwa manusia ada yang menjadi larut dengan teknologi dan menganggapnya sebagai tujuan. Namun ada juga yang memperlihatkan sikap menarik diri demi menjernihkan penilaiannya dan mengembalikan keotentikannya sebagai manusia yang berhadapan dengan teknologi maju, yakni AI yang serupa manusia.

Actions (login required)

View Item