Posisi perempuan sebagai kepala negara dalam hukum Islam : Studi pemikiran Syeikh Wahbah Az-zuhaili dan Syeikh Yusuf Al-qardhawi

marlina, Lina (2020) Posisi perempuan sebagai kepala negara dalam hukum Islam : Studi pemikiran Syeikh Wahbah Az-zuhaili dan Syeikh Yusuf Al-qardhawi. Diploma thesis, Uin Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVEr)
1. COVER.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2. ABSTRAK.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
DAFTAR ISI.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
BAB I.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (BAB II)
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
[img] Text (BAB V)
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Literature keIslaman apabila dipahami secara sekilas seolah tidak memberikan ruang yang cukup bagi perempuan dalam hal kepemimpinan sehingga menimbulkan perdebatan dari para ulama, salah satunya Syeikh Wahbah Az-zuhaili dalam kitab Fiqih Islam Wa Addillatuhu yang menjelaskan bahwa seorang perempuan tidak berhak menjadi kepala Negara karena ketidak siapan perempuan dalam menghadapi permasalahan yang ada, bahkan salah satu syarat menjadi seorang pemimpin sudah jelas bahwa laki-laki yang bisa menjabat sebagai kepala Negara. Sedangkan menurut Syeikh Yusuf Al-qardhawi menjelaskan dalam bukunya yaitu Fatwa-Fatwa seputar wanita muslimah dimana bahwa seorang perempuan boleh menjadi kepala Negara namun tidak keluar dari kooridor agama Islam. Pemikiran Syeikh Wahbah Az-zuhaili dan Syeikh Yusuf Al-qardhawi mengenai perempuan sebagai kepala Negara adalah: pertama, Syeikh Wahbah Az-zuhaili menolak jika perempuan menjabat sebagai kepala Negara sedangkan Syeikh Yusuf Al-qardhawi menerima perempuan sebagai kepala Negara bukan hanya laki-laki tetapi perempuan pun bisa menjabat sebagai kepala Negara. Penelitian ini merupakan liblary research, yaitu jenis penelitian yang dilakukan dan difokuskan pada penelitian,pengkajian,dan pembahasan literature, baik klasik maupun modern khususnya karya Syeikh Wahbah Az-zuhaili dan Syeikh Yusuf Al-qardhawi sebagai objek dari penelitian ini. Adapun pendekatan yang digunakan adalah ushul al-fiqh dan maqasid yaitu pendekatan yang dilakukan dengan berdasarkan kepada proses ijtihad dalam kajian ushul fiqh mengenai sumber hukum Islam, dan sifat penelitian ini adalah deskriptif, komparatif, analitik yaitu, menjelaskan, memaparkan, dan menganalisis serta membandingkan pemikiran secara sistematis terkait suatu permasalahan dari kedua tokoh yang memiliki perbedaan yang jelas. Setelah dilakukan penelitian, dalam hal ini mempunyai perbedaan yaitu dalam menggunakan metode Istinbat. Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah Syeikh Wahbah Az-zuhaili dalam penafsirannya terhadap surat An-nisa ayat 34 sudah sangat jelas bahwa seorang perempuan dilarang menjadi pemimpin Negara dan beliau mengambil sumbernya dari dalil Al-qur’an dan hadist. Sedangkan menurut Syeikh Yusuf Al-qardhawi dalam tafsirannya terhadap surat At-taubah ayat 71 dan beliau mengambil metode ijtihad intaqa’i yang menurut beliau ijtihad ini melakukan pemilihan dan menerima beberapa pendapat dari berbagai pandangan ullama lainnya.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Kepemimpinan; Perempuan dalam hukum Islam;
Subjects: Analysis, Theory of Functions
Analysis, Theory of Functions > Other Analytic Methods
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum
Depositing User: Lina Marlina
Date Deposited: 14 Sep 2020 01:33
Last Modified: 14 Sep 2020 01:33
URI: https://etheses.uinsgd.ac.id/id/eprint/33297

Actions (login required)

View Item View Item