Toleransi beragama dalam pandangan Mufassir Nusantara : Studi atas penafsiran ayat-ayat toleransi dalam kitab tafsir Alquranul Majid An-Nuur karya Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy

Nufus, Zakiatun (2020) Toleransi beragama dalam pandangan Mufassir Nusantara : Studi atas penafsiran ayat-ayat toleransi dalam kitab tafsir Alquranul Majid An-Nuur karya Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (75kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (170kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (200kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (437kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (483kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (508kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (169kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (255kB) | Request a copy

Abstract

Ikatan orang-orang muslim dengan non-muslim sepenuhnya berdiri atas asas-asas toleransi, keadilan, kebajikan dan kasih sayang yang semua itu merupakan asas yang muncul setelah agama Islam hadir, di masa sebelumnya banyak yang menyebabkan manusia mengalami penderitaan yang amat menyedihkan. Salah satu asas yang paling penting adalah toleransi. Toleransi dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Sedangkan toleransi beragama adalah sikap yang harus disematkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan realitas empiris yang harus diciptakan atas otoritas manusia yang memiliki agama yang berbeda. Perbedaan dalam agama lahir dari proses alami dengan kehendak Tuhan. Untuk itu pluralitasnya adalah sunnatullah yang tak terhindarkan. Kasus-kasus toleransi yang berawal dari kurangnya sikap toleransi beragama ini masih terus belum selesai dari waktu ke waktu, terutama di Indonesia yang sangat beragam keagamaanya dan keyakinannya. Penelitian ini menyajikan rumusan masalahnya sebagai berikut, yaitu (1) Apa saja ayat-ayat yang terkait dengan toleransi beragama dalam Alquran? (2) Bagaimana penafsiran ayat-ayat toleransi beragama dalam kitab Tafsir Alquranul Majid An-nuur karya Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy?. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai toleransi beragama yang terdapat di dalam Alquran dengan merujuk kepada ayat-ayat mengenai toleransi beragama dengan mengganalisis penafsiran salah seorang mufassir nusantara yang karyanya menjadi referensi banyak ulama di zaman dahulu dan sekarang yakni Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy dalam Tafsir Alquranul Majid An-Nur, sehingga dapat menjadi acuan masyarakat untuk menciptakan rasa perdamaian, dan semua itu merupakan salah satu tujuan manusia yakni hidup damai, tentram dan nyaman tanpa ada paksaan baik lahir maupun batin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian pustaka (library research) dengan teknik penelitian mengumpulkan data dan informasi dengan dibantu berbagai macam materi yang terdapat dalam kepustakaan. Hasil dari penelitian ini terdapat 7 surat yang menjelaskan mengenai toleransi beragama yakni mengenai kebebasan beragama (Q.S. al-Baqarah [2] : 256), kalimatun sawa’ (Q.S. Ali Imran [3] : 64), kebebasan beriman (Q.S. Yunus [10] : 99-100), bekerjasama dengan umat lain (Q.S. al-Mumtahanah [60] : 8-9), menghormati perbedaan dan menghargai prinsip-prinsip kemajemukan (Q.S. al-Hujurat [49] : 13), larangan menghina keyakinan dan simbol agama (Q.S. al-An’aam [6] : 108), dan larangan mencampur adukan aqidah (Q.S. al-Kafirun [109] : 1-6). Hasbi ash-Shiddieqy sangat mendukung atas tercapainya prinsip-prinsip toleransi beragama dengan menghormati kebebasan beragama, menghormati eksistensi agama lain, adanya kebebasan beriman, bekejasama dengan umat lain, larangan menghina keyakinan dan simbol agama lain, menghormati perbedaan dan menghargai prinsip-prinsip kemajemukan, serta larangan mencampur adukan aqidah. Sehingga dengan semua itu dapat membentuk pribadi yang saling memberi kebebasan untuk yang lainnya dan dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaannya masing-masing.

Actions (login required)

View Item