Pemikiran Tasawuf Ortodoks di Asia Tenggara: Telaah atas kontribusi al-Raniri, al-Singkili, dan al-Makasari

Masrur, Ali (2002) Pemikiran Tasawuf Ortodoks di Asia Tenggara: Telaah atas kontribusi al-Raniri, al-Singkili, dan al-Makasari. Jurnal Khas Tasawuf: Suara Nurani Pelita Hati (09). pp. 56-61. ISSN 1411-853x

[img]
Preview
Text
Pemikiran Tasawuf Ortodoks di Asia Tenggara.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview

Abstract

Sufisme, sebagai salah satu bagian dari khazanah Islam, dapat dikelompokkan ke dalam dua varian. Pertama, sufisme yang bercorak ortodoks dan sufisme yang bercorak heterodoks. Jika yang pertama, lebih menekankan pada sikap moderat dan mengupayakan adanya keselarasan antara pengalaman mistik dengan aturan-aturan syariat, maka yang kedua, lebih menitikberatkan pada pengalaman fana daripada ajaran syariat. Dua model pemikiran sufisme ini, sangat mempengaruhi pemikiran dan gerakan sufisme di Nusantara pada abad ke-16 dan ke-17. Sufisme heterodoks mewujudkan dirinya dalam pandangan-pandangan Hamzah Fansuri (w. sebelum 1607) dan Syamsuddin al-Sumatrani (w. 1630), sementara sufisme ortodoks terdapat dalam pikiran-pikiran Nuruddin al-Raniri (w. 1658), Abdurrauf al-Singkili (1615-1693), dan Syeikh Yusuf al-Makasari (1627-1699). Karena dua aliran ini berangkat dari pemahaman dan metode yang berbeda, pengaruhnya pada gerakan sufisme Nusantara telah memunculkan persoalan baru dan konflik yang tak berkesudahan. Seperti terlihat pada tulisan di bawah ini, penulis hanya menelisik tentang corak sufisme ortodoks dengan mengupas pemikiran tokoh-tokoh sufi nusantara, yaitu al-Raniri, al-Singkili, dan al-Makasari.

Item Type: Article
Subjects: Islam
Islam > Sufi Orders
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi
Depositing User: Fakultas Ushuluddin
Date Deposited: 02 May 2017 08:10
Last Modified: 15 Jan 2024 07:22
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/3592

Actions (login required)

View Item View Item