Al-kheif, Adib Masy'ari (2020) Ngumbah Lingga sebagai realitas sakral perspektif Mircea Eliade: Studi deskriptif Milangkala Sa-Abad Lingga di Alun Alun Sumedang. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (137kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (196kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (277kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (375kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (357kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (211kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (211kB) | Request a copy |
Abstract
Indonesia is a country where each region has a different culture from one another, also has distinctive features and also has different characteristics and variant models. The implementation of traditional ceremonies which is one form of existing culture is carried out by the Indonesian people, the increase in national culture from a traditional ceremony has a noble cultural value and we can take inspiration from the existing cultural beauty. The purpose of this research is to understand what is the meaning of Ngumbah Lingga culture, especially among students in the city of Bandung and the general public in West Java province. The next step is to know what the Ngumbah Lingga is like and when it will be carried out. Finally, the purpose of this study is to find out the meaning of the ritual in Ngumbah Lingga so that it can continue until now and continue to be preserved by the Sumedang’s people and West Java regencies from generation to generation. The researcher used qualitative research methods. Qualitative methods is considered very suitable for this research, which proves the existing theory with the existing field conditions in the community. In this research, Lingga which is a historical monument where the local people of Sumedang City celebrate the builded of Lingga by carrying out a ritual in which contained the substance of aqidah.. Therefore, the researcher uses Mircea Eliade's theory about the sacred and the profane. The results of the research are in line with the theory that the researcher uses, namely Mircea Eliade, the sacred profane, as well as myths and symbols. Especially the sacred lingga to become a symbol of Sumedang. When the washing be held, there were many philosophical studies from the sources, some said that the washing of the Lingga was the closing of civilization 100 years ago until now, and the opening of the current civilization for the next 100 years. And according to religious leaders who argue that washing the lingga has the meaning of cleansing the heart of the nature of Ujub, Riya, Takabur which can affect the customs and culture of the Sumedang people. Indonesia merupakan negara yang masing-masing daerahnya mempunyai budaya yang beda antara satu dengan yang lainnya, juga memiliki ciri khas dan berbeda pula pada karakter juga model variannya. Pelaksanaan upacara adat yang menjadi salah satu rupa dari kebudayaan yang ada dilakukan masyarakat Indonesia, bertambahnya budaya nasional dari suatu upacara adat terdapat nilai budaya yang luhur serta kita dapat mengambil inspirasi terhadap kesugihan budaya yang ada. Tujuan penelitian ini dilaksanakan adalah untuk memahami yang dimaksud dengan budaya Ngumbah Lingga terutama dikalangan mahasiswa yang ada di kota Bandung dan masyarakat umum di provinsi Jawa Barat. Selanjutnya yaitu agar mengetahui bagaimana pelaksanaan Ngumbah Lingga itu seperti apa dan waktu yang dilaksnakan kapan. Terakhir dari tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dari makna ritual yang ada di Ngumbah Lingga ini sehingga dapat tetap berjalan hingga sekarang dan terus dilestarikan oleh masyarakat Kabupaten Sumedang dan Jawa Barat secara turun temurun. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif dirasa sangat cocok dengan penelitian kali ini, membuktikan teori yang sudah ada dengan kondisi lapangan yang ada dimasyarakat. Dalam penelitian ini, Lingga yang merupakan monument bersejarah dimana masyarakat Kabupaten Sumedang memperingati dibangunnya Lingga dengan melaksanakan ritual dimana didalamnya terdapat substansi aqidah. Maka daripada itu peneliti memakai teori Mircea Eliade tentang sakral dan profan. Hasil dari penelitian selaras dengan teori yang peneliti gunakan yaitu Mircea Eliade sakral profan, juga mitos dan simbol. Mengingat sakral Lingga tersebut hingga dijadikan sebagai lambang Sumedang. Saat pencucian berlangsungpun banyak kajian filosifis dari para narasumber, ada yang mengatakan ada yang dicucinya Lingga merupakan ditutupnya peradaban 100 tahun yang lalu hingga sekarang, dan dibukanya peradaban saat ini hingga 100 tahun yang akan datang. Serta menurut tokoh Agama yang berpendapat bahwa dicucinya Lingga tersebut mempunyai makna agar dibersihkannya hati dari sifat Ujub, Riya, Takabur yang dapat mempengaruhi adat istiadat serta budaya orang-orang Sumedang.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ngumbah Lingga; Budaya; Masyarakat |
Subjects: | Customs of Life Cycle and Domestic Life |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi, Studi Agama Agama |
Depositing User: | Adib Masy'ari Al-kheif |
Date Deposited: | 09 Mar 2021 07:12 |
Last Modified: | 09 Mar 2021 07:12 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/37604 |
Actions (login required)
View Item |