Aripudin, Acep and Kholis, Nurman and Bustamam, Ridwan (2015) Dinamika Pesantren: Lokalitas to globalitas. In: Dinamika Pesantren. -. (Unpublished)
|
Text (DINAMIKA PESANTREN)
DINAMIKA PESANTREN.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Lembaga pendidikan Islam, seperti madrasah dan pesantren dahulu sering diasosiasikan sebagai lembaga pendidikan kelas dua (second class), sementara yang disebut kelas pertamanya adalah sekolah (school). Almarhum mubaligh sejuta umat Kyai Haji Zaenuddin MZ pernah berseloroh tentang madrasah itu dengan letupan “madurasah” bukan madrasah. Padahal, madrasah ini merupakan perkembangan lebih luas dari lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bernama pesantren, yang merupakan lembaga pendidikan asli produk budaya Islam Indonesia. Pesantren dan madrasah, meskipun menghadapi ragam tantangan eksistensinya tetap awet dan lestari, bahkan pada unsur-unsur tertentu sistem lembaga pesantren diadopsi oleh sistem pendidikan sekolah, seperti asrama dan hubungan melekat di antara sesama yang bersifat organik serta watak egliter yang muncul di antara pendidik dan peserta didik. Sekolah unggul sebagai lembaga impian yang diharapkan oleh para orang tua, salah satu syaratnya ialah memiliki asrama. Karena, dalam asrama inilah proses pendidikan sebenarnya dilakukan. Kehidupan dalam asrama ada ditemukan pembinaan karakter, seperti tenggang rasa, kebersamaan, toleransi, saling menghargai dan kohesifitas hubungan yang mendalam di antara warga pesantren tanpa mengurangi spirit kompetisi dalam menimba ilmu. Dari lembaga pendidikan Islam ini lahir ulama dan pemimpin umat, bahkan pemimpin negara dan bangsa. Ulama, seperti Asy-Syafi’i, Al-Ghazali, Muthohhari dan Aljuwaini sangat terkenal sebagai ulama produk lembaga pendidikan tradisional Islam, seperti pesantren. Tokoh-tokoh muslim Indonesia seperti Cokroaminoto, Ahmad Dahlan, Hasyim Asy’ari, Abdurrahman Wahid dan Nurcholish Madjid, di antara beberapa tokoh yang lahir dari rahim lembaga pendidikan Islam ini. Lembaga pendidikan dan pengajaran Islam terbukti telah memberi warna terhadap pendidikan di Indonesia. Lembaga pendidikan pesantren di samping berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan sosial Islam, seperti juga lembaga zakat dan bank Islam memiliki posisi dan peran lain dalam kehidupan masyarakat Islam, masyarakat dunia pada umumnya. Dua lembaga Islam sentral dan sexy yang disebut terakhir tersebut menjadi andalan penting dalam pembangunan infra struktur lembaga Islam, seperti rumah sakit dan perguruan tinggi lengkap dengan segala fasilitasnya. Beberapa perguruan tinggi Islam di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Makasar mendapat bantuan perbaikan lembaga pendidikan tinggi Islam dari Islamic Development Bank (IDB) yang berkantor di Riyad Jeddah Arab Saudi.
Item Type: | Book Section |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | dinamika; pesantren; lokalitas; globalitas |
Subjects: | Islam > Islamic Religious Education |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam |
Depositing User: | Acep Aripudin |
Date Deposited: | 30 Apr 2021 04:27 |
Last Modified: | 30 Apr 2021 04:27 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/39077 |
Actions (login required)
View Item |