Studi potensi bayam merah (Althernanthena ammoena Voss) sebagai indikator Titrasi asam-basa

Alifian, Shafira Hasna (2020) Studi potensi bayam merah (Althernanthena ammoena Voss) sebagai indikator Titrasi asam-basa. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_ Cover.pdf Download (225kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (408kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (214kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (277kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (893kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (451kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (957kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (322kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (344kB) | Request a copy

Abstract

Bayam merah merupakan salah satu tanaman yang berasal dari Amerika, yang dapat ditemukan dalam jumlah banyak di Indonesia. Bayam merah mengandung antosianin dan klorofil sebagai zat warna yang dapat diaplikasikan sebagai indikator titrasi asam-basa. Antosianin merupakan salah satu senyawa flavonoid yang rentan terhadap perubahan pH sehingga dapat berubah warna dalam pada beberapa kondisi pH. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi bayam merah sebagai indikator titrasi asam-basa yang diharapkan dapat berguna dalam pembelajaran sekolah yang memiliki akses terbatas. Bayam merah diekstrak menggunakan metode maserasi selama 24 jam menggunakan pelarut akuades dan campuran akuades dan asam asetat 25%. Setelah didapat hasil maserasi, ekstrak diteteskan kedalam larutan penyangga pH 1-12 untuk mengetahui trayek pH dari indikator bayam merah. Ekstrak bayam merah kemudian dikarakterisasi menggunakan Spektrofotometer UV-Vis untuk mengetahui panjang gelombang maksimal dari ekstrak bayam merah, KLT untuk mengetahui jenis antosianin yang terkandung dalam ekstrak, dan FTIR untuk mengetahui gugus fungsi yang terkandung dalam sampel bayam merah. Trayek pH yang dihasilkan oleh indikator bayam merah pada S-A pada pH 1-4 menunjukan warna kuning, pH 5-10 menunjukan warna merah muda, dan pada pH 11 menunjukan warna coklat dan pH 12 menunjukan warna kuning. Pada S-A+AA dalam pH 1-3 menunjukkan warna kuning, pH 4-11 menunjukkan warna merah muda dan pH 12 menunjukkan warna coklat. Ekstrak bayam merah dengan menggunakan akuades diketahui memiliki puncak serapan 533 nm, sedangkan dengan menggunakan campuran akuades dan asam asetat 25% (7:1) yakni 534 nm yang merupakan puncak serapan khas antosianin. Hasil karakterisasi bayam merah menggunakan FTIR dapat diketahui beberapa gugus fungsi yang menunjukan adanya senyawa antosianin dan klorofil. Gugus –OH ditemukan pada panjang gelombang 3267,93 cm-1, C-H sp2 pada panjang gelombang 2917,07 cm-1, C=O sp2 pada panjang gelombang 2849,20 cm-1, C=C pada panjang gelombang 1622,32 cm-1, C-H pada panjang gelombang 14415,93 cm-1, C-N pada panjang gelombang 1319,79 cm-1, dan C-O-C pada panjang gelombang 1240,04 cm-1. Jenis antosianin yang terdapat dalam sampel diuji menggunakan KLT dengan fasa gerak BAA menghasilkan harga Rf 66 dengan antosianin berjenis sianidin. Indikator bayam merah yang telah dilakukan pengujian kemudian digunakan untuk titrasi asam kuat-basa lemah yang dibandingkan kualitasnya dengan hasil titrasi menggunakan automatic titrator. Dari hasil titrasi asam kuat-basa lemah dapat diketahui persen kesalahan titrasi pada pelarut akuades dan campuran akuades dan asam asetat 25% (7:1) adalah 1,18% dan 6,3008%.

Actions (login required)

View Item