Konsep mustadh'afin dalam kajian tafsir kontemporer: Studi atas tafsir Farid Esack

Ashidiki, Rd. Hasbi Nawawi (2021) Konsep mustadh'afin dalam kajian tafsir kontemporer: Studi atas tafsir Farid Esack. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (351kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (449kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (529kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (818kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (874kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (379kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (451kB) | Request a copy

Abstract

Kajian ini akan membahas mengenai konsep mustadh’afin atau ketertindasan banyak orang dalam setiap perubahan negara atau bangsa. Ketertindasan mereka yang mencari banyak hal penyelamatannya. Mustadh’afin adalah mereka yang tertindas atau orang-orang lemah yang harus kita jaga bersama, setelah mengerti konsepnya mustadh’afin ini. Mereka yang harus dijaga dalam bentuk penindasan, diskriminasi, kemiskinan, ketertindasan, dan menghapuskan hadirnya kaum tertindas. Kelemahan mereka yang ada dalam hidupnya mesti kita tolong bersama setelah mengetahui mustadh’afin itu sendiri. Dalam penafsiran kontemporer hari ini Al-Qur’an tentang mustadh’afin tentu membahas banyak orang yang lemah dan banyak sekali keinginan selamat dunia dan akhiratnya. Penelitian ini dengan rumusan masalahnya yaitu bagaimana kita membantu banyak orang yang tertindas atau berada dalam kelemahan untuk diperjuangkan bersama dengan memahami mustadh’afin dalam penafsiran kontemporer dari Farid EsackTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang disebut mustadh’afin di dalam Al-Qur’an dan juga untuk mengetahui penafsiran Farid Esack mengenai mustadh’afin di dalam kajian tafsir kontemporer. Sehingga penelitian ini dapat menjadi acuan kita untuk saling berjuang bersama dalam memperjuangkan mustadh’afin atau bersama-sama membebaskan orang-orang yang tertindas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode analisis deskriptif interpretative, yaitu dengan mendeskripsikan lalu menafsirkan ayat-ayat tentang Mustadh’afin. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu studi kepustakaan (Library Research), yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi dengan dibantu berbagai macam materi yang terdapat dalam kepustakaan. Farid Esack hadir sebagai penafsir kontemporer yang konsisten berpegang teguh kepada Al-Qur’an sebagai sumber utama dalam bacaannya ketika menunjuk kelas sosial yang rendah miskin atau tertindas dengan konsep makna Al-Qur’an yang besar atas bahasan mustadh’afin. Farid Esack menjadi seseorang yang hebat dalam memperjuangkan kaum tertindas untuk mengenalkan kepada banyak orang tentang kasih sayang Tuhan bagi para makhluk-Nya. Sehingga penafsiran Al-Qur’an mendekati mereka yang tertindas untuk diperjuangkan bersama agar dapat terbebas dan mendapatkan kehidupan yang selayaknya. Menurutnya seorang penafsir mesti menempatkan drinya di tengah-tengah kaum tertindas dan perjuangan mereka serta menafsirkan teks di bawah permukaan sejarah. Komitmen pada kemanusiaan dan solidaritas aktif dengan membaca ulang realitas sosial dan ini menjadi titik yang membentuk pluralisme Al-Qur’an bagi pembebasan.

Actions (login required)

View Item