Nuranisa, Suci (2021) Hukum Khitan perempuan menurut Syaikh Yusuf Al-Qardhawi dan Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin ditinjau dari kesehatan medis. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (215kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (621kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (621kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text (BAB V)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (627kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (742kB) | Request a copy |
Abstract
Khitan secara umum merupakan tradisi turun-temurun. Kepercayaan setempat dan budaya sebagai faktor erat dalam pelaksanaannya. Khitan bagi perempuan adalah menggores atau memotong sebagian dari kulit kemaluan yang mentupi bagian klitoris. Latar belakang yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini ialah Bagaimana hukum khitan perempuan menurut Syaikh Yusuf al-Qardhawi dan Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin. Pokok masalah tersebut dirumuskan dalam submasalah, yaitu: 1. Bagaimana pendapat Syaikh Yusuf al-Qardhawi terhadap hukum khitan perempuan?, 2. Bagaimana pendapat Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin terhadap hukum khitan perempuan?, 3. Bagaimana khitan perempuan ditinjau dari kesehatan medis?. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hukum khitan perempuan menurut Syaikh Yusuf al-Qardhawi dan Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin serta untuk mengetahui manfaat khitan perempuan dari kesehatan medis. Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini ialah mengambil pendapat hukum beserta dalil khitan perempuan yang digunakan dari kedua tokoh tersebut. Hasil pendapat khitan peremuan dari kedua tokoh lalu ditinjau dari kesehatan medis berupa manfaat dalam pelaksanaannya. Penelitian ini termasuk penelitian library research atau pustaka dan sifat penelitiaan ini adalah deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah studi pustaka dengan cara menggali berbagai literatur buku yang berhubungan dengan penelitian ini. Berdasarkan pembahasan dari penelitian ini, diperoleh kesimpulan hukum khitan perempuan menurut Syaikh Yusuf al-Qardhawi, khitan perempuan dihukumi makrumah atau sebuah kehormatan dan kebolehan. Dihukumi tersebut karena apabila dalam pengaplikasian khitan dipandang baik bagi suatu masa dan tempat, maka hal itu menjadi sebuah kemuliaan. Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin, khitan bagi perempuan dihukumi sunnah karena melihat pendapat yang paling mendekati kebenaran dan terdapat faedah dalam pelaksanaannya, yaitu mengurangi syahwat perempuan. Masing-masing kedua tokoh memiliki pendapat dalil dan metode ijtihad yang berbeda-beda tentang pendapat hukum khitan perempuan. Pendapat hukum kedua tokoh ini apabila ditinjau dari kesehatan medis yang merujuk pada Permenkes No. 1636 terdapat relevansi dan saling melengkapi pembahasan hukum khitan perempuan, baik dari segi pengertian, manfaat, tatacara dan hukum. Hukum khitan perempuan dari pendapat tokoh dan ditinjau dari kesehatan medis, pada dasarnya merupakan suatu perintah yang menjadi ketetapan syari’at pasti memberikan manfaat secara adil bagi hamba-Nya.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Khitan Perempuan; Yusuf al-Qardhawi; Muhammad Shalih al-Utsaimin; Kesehatan Medis |
Subjects: | Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum |
Depositing User: | Suci Nuranisa |
Date Deposited: | 09 Sep 2021 05:33 |
Last Modified: | 09 Sep 2021 05:49 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/43075 |
Actions (login required)
View Item |