Safik, Muhammad (2021) Tradisi Syawalan dalam bingkai budaya masyarakat Waled Cirebon (1970-2015). Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (72kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (29kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (36kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (185kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (372kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (445kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (106kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (169kB) | Request a copy |
Abstract
Waled merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Cirebon. Hal ini juga mempengaruhi bagaimana tradisi spiritual berkembang di Waled. Salah satu tradisi yang masih berkembang ini adalah tradisi Syawalan yang selalu diperingati setelah Idul Fitri. Dalam melakukan tradisi ini, masyarakat Waled memiliki karakter tersendiri dalam menyikapinya. Mereka berbondong-bondong mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan dengan spontan. Dari permasalahan diatas, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan permasalahannya adalah bagaimana awal mula kemunculan tradisi tersebut dan bagaimana tradisi Syawalan yang diadakan di Waled tahun 1970-2015 . Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perihal kemunculan tradisi ini dan juga guna mengetahui bagaimana tradisi Syawalan di Waled berlangsung antara tahun 1970-2015 Metode yang digunakan dalam penelitian tradisi Syawalan dalam bingkai budaya masyarakat Waled Cirebon ini adalah metode penelitian sejarah. Dalam metode ini terbagi kepada empat tahapan kerja. Yaitu tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Tradisi Syawalan yang diadakan di Waled terbagi dalam tiga lokasi. Yaitu di komplek pemakaman Karangsari, komplek pemakaman Waleddesa, dan komplek pemakaman Cadasgantung, Waled Asem. Komplek pemakaman Karangsari mengadakan Syawalan setiap tanggal 9 Syawal, kemudian dilanjut Waled Asem pada tanggal 10 Syawal dan Waleddesa pada tanggal 11 Syawal. Tradisi Syawalan yang diadakan di Waled merupakan salah satu bentuk penghormatan masyarakat terhadap para ulama yang telah meninggal. Ulama yang biasa diziarahi diantaranya adalah Mbah Malik, Mbah Abdullah, Mbah Emod dan Mbah Amaq. Tradisi inilah yang kemudian memotivasi masyarakat untuk giat berziarah kubur. Selain di Waled, Syawalan juga dilakukan di daerah lain. Hal tersebut dilakukan guna menyambut hari raya setelah Ramadhan. Peran masyarakat sangat penting dalam melestarikan dan menjaga tradisi ini. Hal ini karena dalam tradisi ini mengandung nilai historis, terutama bagi masyarakat Waled.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tradisi Syawalan; Waled; Budaya |
Subjects: | Cosmology > Philosopy of Life Culture and Institutions > Religious Institution |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam |
Depositing User: | Muhammad Safik |
Date Deposited: | 14 Sep 2021 02:51 |
Last Modified: | 14 Sep 2021 02:51 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/43366 |
Actions (login required)
View Item |