Perkembangan dan pelestarian Rumah Pengasingan Cut Nyak Din sebagai situs sejarah (2003-2018)

Rahmadika, Syifa (2021) Perkembangan dan pelestarian Rumah Pengasingan Cut Nyak Din sebagai situs sejarah (2003-2018). Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (47kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (135kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (102kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (216kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (220kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (191kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (109kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (168kB) | Request a copy

Abstract

Cut Nyak Din adalah Pahlawan Nasional Republik Indonesia yang memimpin pasukan perang di Meulaboh, Aceh setelah kedua suaminya gugur di medan perang. Beliau lahir di Lampadang, Kerajaan Aceh pada tahun 1848. Wafat pada 6 November 1908 di Sumedang yaitu di Kampung Kaum Regol Wetan dan dimakamkan di Pemakaman Keluarga KH. Sanusi di Gunung Puyuh Sumedang. Cut Nyak Din memimpin pasukan perang setelah Teuku Umar wafat di tengah hutan belantara ketika peperangan berlangsung. Semakin lama Cut Nyak Din semakin bertambah usia, dan mulai banyak dihampiri penyakit seperti rabun, sakit pinggang dan mudah lelah. Melihat keadaan yang sudah renta, Pang Laot berinisiatif menemui Pemerintah Belanda untuk memberitahu keberadaan pasukannya, dengan syarat Cut Nyak Din harus mendapatkan perawatan yang memadai agar penyakitnya terobati. Kemudian Belanda menangkap pasukan itu dan memilih mengasingkan Cut Nyak Din di Sumedang agar jauh dari tanah Aceh. Di Sumedang Cut Nyak Din banyak memberi ilmu kepada masyarakat sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan pelestarian rumah pengasingan Cut Nyak Din sebagai situs sejarah di sumedang dari tahun 2003 sampai tahun 2018, selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana kehidupan Cut Nyak Din ketika berada di Sumedang. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk merekonstruksi sebuah peristiwa atau kejadian di masa lalu berdasarkan jejak – jejak yang ditinggalkan. Metode penelitian sejarah ini dilakukan memalui empat tahap, yaitu heuristik (pengumpulan sumber), kritik (pengujian autensitas dan validasi sumber), interpretasi (penafsiran) dan terakhir adalah historiografi (penulisan sejarah). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pertama, Cut Nyak Din adalah Pahlawan Nasional Indonesia yang memimpin peperangan di Aceh. Pemikiran dan pergerakan Cut Nyak Din sangat menginspirasi banyak masyarakat untuk terus melakukan perlawanan kepada penjajah Belanda saat itu. Pemikirannya tentang semangat juang dan keteguhan hati untuk mengusir penjajah menjadi salah satu hal yang berpengaruh dang ditakuti oleh Belanda. Kedua, setelah ditangkap kemudian Cut Nyak Din diasingkan ke Sumedang dan rumah pengasingannya itu terdaftar sebagai bangunan cagar budaya pada tahun 2003. Ketiga, banyak yang berkontribusi untuk ikut melestarikan rumah pengasingan Cut Nyak Din di Kampung Kaum Regol Wetan, Sumedang.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Cut Nyak Din; Pengasingan; Sumedang
Subjects: Indonesia
Social Process
Social Process > Public Opinion
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam
Depositing User: Syifa Rahmadika
Date Deposited: 29 Sep 2021 08:55
Last Modified: 29 Sep 2021 08:55
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/44213

Actions (login required)

View Item View Item