Setiawan, Satria (2021) Konflik komunal antar pemuda di Kabupaten tahun 2002. Masters thesis, UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG.
|
Text (COVER)
1_COVER.pdf Download (179kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_ABSTRAK.pdf Download (172kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_DAFTAR ISI.pdf Download (177kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_BAB I.pdf Download (493kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (513kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (454kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (452kB) | Request a copy |
||
Text (BAB V)
8_BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (286kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (292kB) | Request a copy |
Abstract
Manusia merupakan makhluk konfliktis yaitu makhluk yang selalu terlibat dalam perbedaan, pertentangan dan persaingan. Semua itu tidak dapat untuk dihindari karena merupak aspek dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu penulis, pada penelitian ini mengangkat tentang sejarah konflik komunal antar pemuda di Kabupaten Indramayu Tahun 2002. Penulis memfokuskan dalam persitiwa konflik antara pemuda di Desa Arahan Lor dengan Desa Linggajati. Awal mula terjadinya konflik ini ketika di Desa Panyingkiran Kidul mengadakan sebuah pesta hajatan. Pesta hajatan itu sendiri mengadakan acara hiburan yang menghadirkan musik dangdut. Sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat jika ada hiburan musik dangdut para pemuda pasti berjoged dan melakukan saweran. Berjoged sembari melakukan saweran kepada sang biduan dangdut itu dilakukan oleh kelompok pemuda Desa Linggajati dan kelompok pemuda Desa Arahan Lor. Sang biduan dangdut sering menyebut nama pemuda Desa Linggajati karena paling sering memberi saweran. Perilaku dari sang biduan ini menjadikan pemuda Desa Linggajati serasa memiliki otoritas diatas panggung. Pemuda Desa Linggajati pun sering melakukan senggolan-senggolan kepada pemuda Desa Arahan Lor. Pemuda Desa Arahan Lor merasa menjadi subordinat. Merasa tertekan dengan perilaku otoritas dari pemuda Desa Linggajati. Pemuda Desa Arahan Lor pun naik pitam dan menghantam pemuda Desa Linggajati dan terjadilah keributan di kedua belah pihak. Seketika itu juga tanggal 12 September 2002 di Desa Panyingkiran Kidul, konflik anatara dua pemuda terjadi. Konflik yang terjadi pada saat itu berbuntut panjang. Sore harinya sesudah pesta hajatan selesai pemuda Desa Linggajati dengan pemuda desa Arahan Lor kembali melanjutkan konflik fisik. Konflik fisik yang awalnya terjadi diantara kelompok pemuda Desa Linggajati dengan pemuda Desa Arahan Lor sehingga melibatkan desa tentanggganya, yaitu Desa Panyikiran Kidul dan Arahan Kidul. Konflik tersebut semakin meluas serta meruncing dan berbuntut terjadi pembakaran 30 rumah lebih di desa Arahan Lor dan satu rumah di Desa Linggajati serta, puluhan rumah mengalami kerusakan, juga masih di desa yang sama, hanya dalam waktu satu hari. Konflik pun selesai setelah aparat kepolisian yang turun untuk menangani permasalahan yang terjadi. Pemerintah daerah pun ikut serta merespon atas kejadian itu dengan mencabut pasokan beras raskin sebagai sangsi. Para tokoh agama dan tokoh masyarakat melakukan rekonsiliasai diantara kelompok pemuda.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Konfliktis; Berjoged; Saweran; rekonsiliasi |
Subjects: | Al-Hadits dan yang Berkaitan > Sejarah Pengumpulan, Penulisan dan Pembukuan Hadits |
Divisions: | Pascasarjana Program Magister > Program Studi Sejarah Peradaban Islam |
Depositing User: | Satria Setiawan |
Date Deposited: | 12 Oct 2021 08:18 |
Last Modified: | 12 Oct 2021 08:23 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/44800 |
Actions (login required)
View Item |