Relevansi konsep fiqih talak madzhab Syi'ah Imamiyya dengan aturan perkawinan di Indonesia

Ulumuddin, Thoriq (2021) Relevansi konsep fiqih talak madzhab Syi'ah Imamiyya dengan aturan perkawinan di Indonesia. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (202kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (496kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (233kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (593kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3 .pdf
Restricted to Registered users only

Download (313kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (803kB) | Request a copy
[img] Text (BAB V)
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (221kB) | Request a copy
[img] Text (daftar isi)
9_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (281kB) | Request a copy

Abstract

Thoriq Ulumuddin. Relevansi Konsep Fiqih Talak Syi’ah Imamiyyah Dengan Aturan Perkawinan Di Indonesia. Hukum perkawinan di Indonesia salah satunya diatur dalam Inpres No. 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI) namun peraturan tersebut tak sepenuhnya menukil pendapat para ulama madzhab al-arba’ah (suni) sebagaimana umumnya di Indonesia. Hal ini terlihat diantaranya dalam pasal 115, 129, 130 dan 134 KHI tentang talak yang isi pasal-pasal tersebut tidak ditemukan dalam pandangan madzhab al-arba’ah dan bahkan cenderung bertentangan. Pasal-pasal tersebut adalah hanya semacam ijtihad hukum perkawinan Indonesia yang memiliki legal formal dan tentunya tidak terlepas dari pengaruh politik masa itu. Selain itu, metodologi ijtihad pasal-pasal tersebut juga masih dipertanyakan atau setidaknya hanya menggunakan kaidah mashlȃḫa al-mursala. Kaidah ini pun tidak ditaati sepenuhnya karena kaidah ini seharusnya tidak boleh bertentangan dengan kaidah asal. Oleh karena itu, banyak lembaga keagamaan maupun Ormas Islam mengeluarkan fatwa akan jatuhnya talak di luar pengadilan sehingga perlu adanya terobosan baru untuk menggali hukum talak di luar madzhab al-arba’ah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep istinbȃth al-aḫkam dan konsep fiqih talak madzhab Syi’ah Imamiyyah serta menganalisis relevansi konsep fiqih talak madzhab Syi’ah Imamiyyah tersebut dengan aturan perkawinan di Indonesia. Kegunaan penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan jawaban atas rumusan masalah pada penelitian ini dan dapat dijadikan landasan untuk penelitian selanjutnya. Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan alternatif bagi praktisi hukum dan masyarakat pada umumnya dalam menanggapi perbedaan pendapat pada penentuan hukum talak. Teori dalam penelitian ini menggunakan istinbȃth al-ahkam Syi’ah Imamiyyah dan istinbȃth hukum perkawinan di Indonesia. Selanjutnya, konsep mashlȃḫah digunakan sebagai penjelas masuknya konsep istinbȃth al-ahkam Syi’ah Imamiyyah dan hukum perkawinan di Indonesia. Sebagai pelengkap teori, beberapa penelitian terdahulu yang relevan digunakan dalam pembahasan ini. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian kepustakaan (library research) dan studi komparatif. Sumber primer menggunakan kitab-kitab Syi’ah Imamiyyah, seperti kitab Fiqhu al-Imam Ja’far al-Sadiq, Fiqh al-Qur’an dan buku-buku tentang aturan perkawinan di Indonesia, seperti Undang-undang perkawinaan dan KHI. Sedangkan sumber skunder menggunakan kitab dan sumber-sumber yang relevan seperti Filafat Hukum Antara Madzhab Barat dan Islam, Nikah Mut’ah dan lain-lain. Sedangkan teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deduktif dan komparatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsep fiqih talak Syi’ah Imamiyyah menggunakan sumber otoritatif utama yakni al-Qur’an, as-Sunnah, al-Ijma’ Imamiyyah dan al-Aql dalam ber-istinbat. Kemudian terkait relevansinya dengan aturan perkawinan di Indonesia, terdapat beberapa kesamaan yang mendasar diantara kedua konsep tersebut diantaranya adalah wajibnya persaksian talak dalam Syi’ah dan dalam KHI. Berdasarkan perihal tersebut, keabsahan tentang perceraian di dalam aturan perkawinan di Indonesia dan prakteknya di pengadilan tidak diragukan lagi karena diambil berdasarkan hasil ijtihad ulama nusantara dan telah relevan dengan apa yang ada di dalam syariat Islam. Hal demikian dapat ditemukan juga dalam aturan perceraian di Indonesia yang hanya dapat dilaksanakan di hadapan hakim pengadilan. Aturan ini bertujuan untuk mempersulit terjadinya perceraian dan melindungi hak serta martabat kaum wanita atas perlakuan buruk dan sepihak dari laki-laki. Konsep demikian sesuai dengan fiqih Syi’ah Imamiyyah yang memiliki syarat bawah percraian harus disaksikan oleh dua orang yang adil, baligh dan berakal. ABSTRACT Thoriq Ulumuddin. Relevance of Talak Fiqh Concept of Shia Imamiyyah with Marriage Rules in Indonesia One of the laws of marriage in Indonesia is regulated in Presidential Instruction (Inpres) no. 1 of 1991 concerning Compilation of Islamic Law (KHI) but the regulation does not fully cite the opinions of the scholars (‘ulama) of Madzhab al-Arba'ah (Suni) as generally in Indonesia. This can be seen in articles 115, 129, 130 and 134 of KHI concerning divorce, which the contents of these articles are not found in the views of Madzhab al-Arba'ah and even tend to be contradiction. These articles are only a kind of ijtihad of Indonesian marriage law which has formal legality and of course cannot be separated from the political influence of that period. In addition, ijtihad methodology of these articles is still questionable or at least only uses Mashlȃḫa al-Mursala rule. This rule is not fully complied with because this rule should not conflict with the original rule. Therefore, many religious institutions and Islamic organizations issue fatwas regarding divorce outside the court so there is a need for a new breakthrough to explore divorce laws outside Madzhab al-Arba'ah. This research aims to analyze the concept of istinbȃth al-aḫkam and the concept of talak fiqh of Madzhab Shia Imamiyyah and to analyze the relevance of concept of talak fiqh of Madzhab Shia Imamiyyah with the marriage rules in Indonesia. The application of this research is theoretically expected to provide answers to the formulation of the problem in this research and can be used as a basis for further research. Meanwhile, this research practically is expected to be used as an alternative reference for legal practitioners and society in general in responding to differences of opinion on the determination of the divorce law. Theory in this study uses Istinbȃth al-Ahkam of Shia Imamiyyah and Istinbth of marriage law in Indonesia. Furthermore, the concept of Mashlȃḫah is used as an explanation for the inclusion of the concept of Istinbȃth al-Ahkam of Shia Imamiyyah and marriage law in Indonesia. As a complement to the theory, several relevant previous studies are used in this discussion. This research uses a qualitative approach with library research and comparative studies. The primary sources used are Shia Imamiyyah books, such as the book of Fiqhu al-Imam Ja'far al-Sadiq, Fiqh al-Qur'an and books of marriage rules in Indonesia, such as Marriage Law and KHI. Secondary sources used are books and relevant sources such as Philosophy of Law between Western and Islamic Schools, Mut'ah Marriage and others. The data analysis techniques used in this study is deductive and comparative techniques. The results showed that talak fiqh concept of Shia Imamiyyah used the main authoritative sources, such as al-Qur'an, as-Sunnah, al-Ijma' Imamiyyah and al-Aql in doing istinbat. Regarding its relevance to the marriage rules in Indonesia, there are some basic similarities between the two concepts, such as the obligation to testify for divorce in Shia and in KHI. Based on this matter, the validity of divorce in marriage regulations in Indonesia and its practice in the courts is unquestionable because this is taken based on the results of ijtihad of ulama in Indonesia archipelago and has been relevant to what is in Islamic law. This can also be found in the divorce rules in Indonesia which can only be implemented before a court judge. This regulation aims to make divorce difficult and protect the rights and dignity of women against the bad and one-sided treatment of men. Such a concept is related to Shia Imamiyyah fiqh which has the condition that divorce must be witnessed by two just, mature and reasonable man. التجريد طارق علوم الدين. ملاءمة المفهومات بين فقه الطلاق عند شيعة الإمامية الجعفرية بقنون الزواج في إندونيسيا. إن أحد قوانين الزواج في إندونيسيا للتوجيه القانون تعليمات رئاسية (Inpres) رقم 1 لسنة 1991 عن تجميع الشريعة الإسلامية (KHI)، حيث لم يكون هذا القانون يأخذ قول علماء الأربعة، كما الحال في إندونيسيا بشكل عام. مثل تلك الواردة في الفصل 115 و 129 و 130 و 134 من KHI. ويمكن هذا ملاحظ، من بين أشياء أخرى ، في الفصل 115 و 129 و 130 و 134 من مجموعة الشريعة الإسلامية في الطلاق ، لم يتم العثور على محتويات هذه الفصول في مذاهب الأربعة ، بل إنها تميل إلى التناقض. هذه الفصول ليست سوى نوع من الاجتهاد الإندونيسي لقانون الزواج التي لها شرعية رسمية وبالطبع لا تمكن فصلها عن التأثير السياسي لتلك الفترة. بخلاف ذلك، فإن منهجية الاجتهاد في هذه المفصول لا تزال موضع تساؤل أو على الأقل تستخدم قاعدة "مصلحة المرسلة" فقط. لم يتم الالتزام بهذه القاعدة بشكل كامل، لأن هذه القاعدة يجب لا تتعارض مع القاعدة الأصلية. لذلك، فإن كثيرة من المؤسسات الدينية والمنظمات الإسلامية تصدر فتاوى بشأن الطلاق خارج المحكمة، لذلك هناك لإبد لاختراق جديد لاستكشاف قوانين الطلاق خارج مذاهب الأربعة. تهدف هذا البحث إلى تحليل الفكره استنباط الأحكام والفكره فقه الطلق عند شيعة الإمامية وتحليل علاقة مفهوم فقه الطلق عند شيعة الإمامية وقواعد الزواج في إندونيسيا. استخدام هذا البحث من المتوقع نظريا يمكن أن يعطي إجابة على صياغة المشكلة في هذا البحث ويمكن استخدامه الأساس من البحث لاَحِق. بينما من الناحية العملية، هذا البحث المتوقع أن يتم استخدام كمرجع بديل للممارسين القانونيين والمجتمع بشكل عام في الاستجابة لاختلافات الرأي حول تحديد قانون الطلاق. تستخدم النظرية في هذا البحث استنباط الأحكام عند الشيعة الإمامية وقانون الزواج في إندونيسيا. وبعد ذلك يتم استخدام فكرة المصلحة كتفسير لإدراج مفهوم إستنباط الأحكام عند الشيعة الإمامية وقانون الزواج في إندونيسيا. ومكمل لهذه الفكرة، تم استخدام العديد من الدراسات السابقة ذات الصلة في هذا البحث. يستخدم هذا البحث نهجًا نوعيًا (kualitatif) مع أبحاث المكتبات (library research) والدراسات المقارنة. تستخدم المصادر الأولية كتب الشيعة الإمامية، مثل كتاب فقه الإمام جعفر الصادق، وكتاب فقه القرآن ، وكتب عن قواعد الزواج في إندونيسيا ، مثل قانون الزواج و KHI. بينما تستخدم المصادر الثانوية الكتب والمصادر ذات الصلة مثل فلسفة القانون بين مذهب الغربية والإسلامية ، زواج المتعة وغيرها. بينما استخدمت تقنيات تحليل البيانات في هذه الدراسة تقنيات استنتاجية (deduktif) ومقارنة(komparatif) . تظهر نتائج البحث أن فكرة فقه الطلاق عند الشيعة الإمامية تستخدم المصادر المرجعية الرئيسية وهي القرآن والسنة والإجماع الإمامية والعقل في أداء الاستنباط. ثم فيما يتعلق بصلة قواعد الزواج في إندونيسيا، هناك بعض أوجه التشابه الأساسية بين فكرتين، أحدمم هو واجب الشهادة للطلاق عند الشيعة وKHI. بناء على ذالك، صلاح الطلاق عن قواعد الزواج في إندونيسيا وممارسته في المحكمة لا مُحَقَّق، لأنه يؤخذ على أساس نتائج اجتهاد علماء نوسانتارا وله صلة بما هو في الشريعة الإسلامية. وهكذا يوجد عن قواعد الطلاق في أندونيسيا الذي لا يمكن تنفيذه إلا أمام قاضي المحكمة. تهدف هذه اللائحة إلى تصعيب حدوث الطلاق وحماية حقوق المرأة وكرامتها من سوء المعاملة ومن جانب الرجل. وهذا المفهوم يتوافق مع الفقه الشيعة الإمامية الذي يشترط أن يشهد الطلاق شخصان عادلان وكبيران ومعقولان.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Fiqih; Talak; Kompilasi Hukum Islam; Syi’ah Imamiyyah; Ja’fari.
Subjects: Islam > Religious Ceremonial Laws and Decisions
Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Al-Qur'an dan Terjemahannya
Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Al-Qur'an dan Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an
Al-Hadits dan yang Berkaitan > Ilmu Hadits
Al-Hadits dan yang Berkaitan > Dirayah/Ilmu tentang Keotentikan Hadits
Al-Hadits dan yang Berkaitan > Kumpulan Hadits Bukhari
Al-Hadits dan yang Berkaitan > Kumpulan Hadits Abu Daud
Al-Hadits dan yang Berkaitan > Kumpulan Hadits Ahmad bin Hanbal, Hambali
Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam
Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Usul Fikih
Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Fikih dari Berbagai Paham, Mahzab
Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Aspek Fikih Lainnya
Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Fikih Wanita
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyah
Depositing User: Thoriq Ulumuddin
Date Deposited: 22 Nov 2021 02:31
Last Modified: 22 Nov 2021 02:31
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/46339

Actions (login required)

View Item View Item