Pemahaman Feminis Muslim Indonesia terhadap ayat-ayat penciptaan perempuan : Studi komparasi terhadap tokoh Siti Musdah Mulia dan Husein Muhammad

Nurbaeti, Siti (2022) Pemahaman Feminis Muslim Indonesia terhadap ayat-ayat penciptaan perempuan : Studi komparasi terhadap tokoh Siti Musdah Mulia dan Husein Muhammad. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (159kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (183kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (196kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (436kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (539kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (365kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (412kB) | Request a copy
[img] Text (BAB V)
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (189kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR ISI)
9_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (229kB) | Request a copy

Abstract

Masalah penciptaan perempuan merupakan masalah yang paling penting dan mendasar untuk dibahas secara filosofis dan teologis. Karena konsep kesetaraan atau ketidaksetaraan gender dapat diturunkan dari konsep penciptaan ini. Pandangan rendah terhadap perempuan sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad saw, anggapan tentang perempuan yang lemah menyebabkan banyak pandangan yang kurang ideal terhadap perempuan pada masa itu, namun agama Islam memiliki pandangan yang berbeda terhadap perempuan. Terdapat beberapa kesalahfahaman dalam menafsirkan Q.S An-Nisa ayat 1 di antara para mufassir yang mengindikasikan bahwa perempuan adalah subordinat laki-laki, makhluk kedua dan jenis kelamin kedua. Kesalahfahaman ini kemudian ditelusuri ulang oleh para tokoh feminis muslim untuk meluruskan cara baca dan pemahaman atas ayat-ayat al-Qur'an yang bertentangan dengan Maqashid al-Syari'ah dalam upaya menegakkan prinsip egaliter. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman mengenai penciptaan perempuan menurut kedua tokoh femins Muslim Indonesia yakni Siti Musdah Mulia dan Husein Muhammad karena, kedua tokoh tersebut mempunyai metode penafsiran yang berbeda akan tetapi tujuannya sama yaitu menjadikan perempuan dan laki-laki berada di posisi yang setara. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode komparatif, yaitu metode yang dilakukan dengan cara pendekatan interpretasi yang berbeda dengan membandingkan variabel-variabel yang berhubungan satu sama lain dengan cara menentukan perbedaan atau persamaannya. Penelitian ini dilakukan melalui penelitian kepustakaan, oleh karena itu penelitian ini bersifat deskriptif dan analitik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penjelasan tentang asal usul penciptaan manusia terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur'an, salah satunya adalah Q.S An-Nisa [4]:1. Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari satu jenis yang disebut nafs wahidah. Kesalahfahaman terkait makna pada ayat ini menurut mayoritas mufassir klasik memaknai kata nafs wahidah sebagai Adam, dan zaujaha sebagai Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Adam. Pandangan ini disandarkan pada hadis riwayat Bukhari mengenai penciptaan perempuan dari tulang rusuk Adam. Pandangan ini berbeda dengan pandangan kedua tokoh Muslim yakni Musdah Mulia dan Husein Muhammad yang sama-sama berpendapat bahwa manusia baik laki-laki maupun perempuan diciptakan sama dan setara yaitu dari nafs wahidah (jenis yang satu). Tidak ada perbedaan dalam penciptaan antara laki-laki dan perempuan, sama-sama sebagai makhluk Tuhan, yang membedakannya hanyalah tingkat ketakwaannya kepada Tuhan. Pandangan Musdah dan Husein menggunakan Al-Qur’an sebagai landasan epistemologi dalam membahas kesetaraan gender. Pada Q.S An-Nisa ayat 1, Musdah Mulia dan Husein Muhammad mengemukakan bahwa manusia berawal dari satu ciptaan (Nafs Wahidah). Musdah mengatakan bahwa Islam memberikan penekanan bahwa semua manusia, tanpa membedakan perempuan dan laki-laki, diciptakan untuk misi yang sangat penting sebagai khalifah fil al-ardh (pemimpin untuk mengatur kehidupan di bumi), setidaknya pemimpin untuk dirinya sendiri. Husein Muhammad mengungkapkan bahwa ayat tersebut merupakan dasar kehidupan bukan subordinasi satu kepala dengan yang lain sehingga untuk kata nafs wahidah (diri yang satu) dan zawjaha (pasangannya) dibiarkan tidak jelas, sementara ungkapan selanjutnya sangat jelas bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan dari dua pasangan itu.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Penciptaan Perempuan; Siti Musdah Mulia; K.H Husein Muhammad.
Subjects: Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan
Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Siti Nurbaeti
Date Deposited: 25 Apr 2022 07:10
Last Modified: 25 Apr 2022 07:10
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/50589

Actions (login required)

View Item View Item