Laki-laki dalam Al-Qur'an : Analisis semantik kata Rajulun dan Żakarun

Ayu, Ernisa (2022) Laki-laki dalam Al-Qur'an : Analisis semantik kata Rajulun dan Żakarun. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (391kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (439kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi (1).pdf Download (616kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (808kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (743kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (672kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (369kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (431kB) | Request a copy

Abstract

Al-Qur’an menyebut kata yang bermaksudkan laki-laki dalam beberapa cara, penyebutan pertama ialah dengan kata yang mempunyai definisi umum seperti halnya kalimat “Hai manusia, hai orang-orang yang beriman, dan sebagainya”. Kedua, kata yang digunakan ialah kata yang lebih khusus, misalnya nama Nabi atau nama laki-laki yang secara gambling disebutkan dalam Al-Qur’an seperti Sulaiman, Musa, Nuh dan sebagainya. Ketiga, memakai kata yang menunjukkan laki-laki secara bahasa seperti kata rajulun dan żakarun. Penelitian ini berfokus pada kata yang bermakna laki-laki secara bahasa, yakni kata rajulun dan żakarun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dasar, makna relasional dari kata rajulun dan żakarun, serta bertujuan untuk mengetahui implikasi makna terma-terma laki-laki dalam Al-Qur’an tersebut terhadap peran laki-laki dalam masyarakat kontemporer. Metode yang digunakan ialah metode semantik, dengan jenis data kualitatif. Adapun sumber primer penelitian ini ialah ayat-ayat Al-Qur’an tentang rajulun dan żakarun, untuk sumber sekundernya ialah merujuk kepada buku-buku ataupun literatur lain yang berkaitan. Hasil dari analisis semantik kata rajulun yang ditemukan sebanyak 57 dalam Al-Qur’an dan kata żakarun yang ditemukan sebanyak 18 kali, ditemukan bahwa makna dasar dari kata rajulun ialah laki-laki yang sudah dewasa dari golongan manusia, sedangkan kata żakarun bermakna laki-laki atau jantan dalam artian jenis kelamin (biologis). Kata rajulun berelasi dengan wahyu, peringatan, kedudukan, saksi, kaum, kota, perumpamaan, syahwat, orang-orang beriman, perempuan, dan pemimpin, maka dari relasi makna tersebut didapatkan konsep bahwa kata rajulun memiliki kecenderungan pengertian dalam arti gender laki-laki, orang (laki-laki dan perempuan), Nabi atau Rasul, tokoh masyarakat, dan rajulun dalam arti budak. Adapun kata żakarun berelasi dengan perempuan, penciptaan, betina, dan anak perempuan, maka dari relasi tersebut didapatkan konsep bahwa kata żakarun lebih berkonotasi kepada persoalan biologis (sex), menyatakan laki-laki dari faktor biologisnya, juga menunjukkan jenis kelamin pada species binatang. Dalam masyarakat kontemporer, perbedaan antara laki-laki dan perempuan masih menuai masalah. Perbedaan laki-laki dan perempuan biasanya ditentukan oleh faktor biologis dan faktor budaya. Dari kedua faktor tersebut sering menimbulkan perbedaan pemahaman dalam pembagian peran laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu penting menerapkan prinsip-prinsip kesetaraan dalam Al-Qur’an yakni menyetarakan kedudukan laki-laki dan perempuan sebagai hamba, khalifah, serta makhluk yang diciptakan dari unsur sama, sehingga keduanya sama-sama berpotensi meraih prestasi di bumi, dan berpotensi mencapai ridha Tuhan di dunia maupun di akhirat.

Actions (login required)

View Item