Putra, Albert Anggara (2022) Pemberhentian calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat terpilih oleh partai politik Pemilihan Umum tahun 2019 dihubungkan dengan undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (102kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (275kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (172kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (356kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (493kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (256kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (340kB) | Request a copy |
||
Text (BAB V)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (99kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (254kB) | Request a copy |
Abstract
INDONESIA : Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sistem pemilihan umum yang dilaksanakan oleh rakyat secara langsung ini adalah sistem proporsional terbuka dimana suara terbanyaklah yang menjadi dasar penetapan calon legislator terpilih. Partai politik tidak berwenang menentukan atau mengganti secara sepihak calon legislator terpilih dengan calon legislator lainnya. Akan tetapi, melihat fenomena yang baru saja terjadi pada Pemilihan Umum 2019 membuat sistem pemilihan proporsional terbuka ini menjadi tidak konsisten. Pada Pemilu 2019, terdapat beberapa calon legislator terpilih yang diberhentikan oleh partai politik dengan cara sepihak, bahkan pemberhentian tersebut dilakukan sebelum pelantikan. Fenomena ini mendapat sorotan yang tajam dari masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tentang mekanisme pemberhentian calon anggota dewan terpilih, akibat hukum pemberhentian dan upaya hukum yang dilakukan oleh calon anggota terpilih setelah diberhentikan oleh partai politik Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Negara Hukum (Rule of Law), Teori Demokrasi, dan Teori Sistem Pemilihan Proporsional Terbuka, serta teori pertanggungjawaban politik yakni suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dengan prinsip profesionalisme dan kompetensi dengan prinsip kebebasan dengan bertanggung jawab sehingga tercapai hasil yang layak, efektif dan efisien untuk kepentingan umum. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode Deskriptif Analisis, yaitu untuk menggambarkan, menganalisis, mengklarifikasi, dan mengkontruksi gejala-gejala atau fenomena-fenomena yang didasarkan atas hasil pengamatan dan beberapa kejadian serta masalah yang aktual dengan realita yang menyangkut permasalahan-permasalahan mengenai pemberhentian calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia terpilih oleh partai politik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) Mekanisme pemberhentian calon anggota dewan terpilihdari Partai Politik menurut aturan yaitu apabila: meninggal dunia, mengundurkan diri secara tertulis, menjadi anggota Partai Politik lain; atau melanggar AD dan ART. Tata cara pemberhentian keanggotaan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur di dalam AD dan ART 2) Akibat hukum pemberhentian seseorang sebagai anggota partai politik akan berdampak kepada posisinya sebagai anggota DPR. Hal tersebut dikarenakan adanya hubungan yang erat antara calon atau anggota DPR dengan partai politik pengusungnya. 3) Upaya hukum yang dilakukan oleh calon anggota terpilih yaitu mengajukan keberatan atas keputusan pemberhentian tersebut kepada Mahkamah Partai Politik. Kemudian mengajukan gugatan ke pengadilan atas pemberhentian keanggotaan partai politik yang diikuti dengan pemberhentian sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Selain itu terdapat mekanisme tersendiri terhadap pemberhentian anggota DPR di dalam tubuh DPR. ENGLISH : Based on the prevailing laws and regulations, the electoral system carried out by the people directly is an open proportional system where the most votes are the basis for the determination of elected legislator candidates. Political parties are not authorized to unilaterally determine or replace elected legislators with other legislators. However, seeing the phenomenon that has just occurred in the 2019 General Election makes this open proportional election system inconsistent. In the 2019 election, there were several candidates for elected legislators who were dismissed by political parties in a unilateral way, even the dismissal was made before the inauguration. This phenomenon has come under intense scrutiny from the public. The purpose of this research is to find out and analyze about the mechanism of dismissal of elected councillor candidates, due to the law of dismissal and legal efforts made by prospective elected members after being dismissed by political parties. The theories used in this study are the State Of Law Theory, Democracy Theory, and Theory of Open Proportional Election System, and the theory of political accountability which is an obligation that must be carried out with the principle of professionalism and competence with the principle of freedom responsibly so as to achieve decent, effective and efficient results in the public interest. This research is qualitative research with descriptive methods of analysis, namely to describe, analyze, clarify, and construct symptoms or phenomena based on observations and some actual events and problems with realities related to the dismissal of candidates for the House of Representatives of the Republic of Indonesia elected by political parties. The results of this study show that 1) The mechanism of dismissing candidates for elected council members from political parties according to the rules, namely if: death, resign in writing, become a member of another Political Party; or violate AD and ART. The procedure for termination of political party membership as referred to in paragraph (1) is stipulated in AD and ART 2) As a result of the law of dismissal of a person as a member of a political party will have an impact on his position as a member of parliament. This is due to the close relationship between candidates or members of the DPR with the political party of its bearer. 3) Legal efforts made by prospective elected members are to submit objections to the dismissal decision to the Court of Political Parties. It then filed a lawsuit with the court over the dismissal of political party membership followed by dismissal as a member of the House of Representatives. In addition, there is a separate mechanism for the dismissal of DPR members in the DPR body. ARAB : نببناءً على القوانين واللوائح السائدة ، فإن نظام الانتخابات العامة الذي ينفذه الشعب بشكل مباشر هو نظام نسبي مفتوح حيث تكون غالبية الأصوات هي الأساس لتحديد المرشحين المنتخبين في المجلس التشريعي. لا يحق للأحزاب السياسية تحديد المرشحين المنتخبين في المجلس التشريعي أو استبدالهم من جانب واحد بمرشحين آخرين. ومع ذلك ، بالنظر إلى الظاهرة التي حدثت للتو في الانتخابات العامة لعام 2019 ، فإن هذا النظام الانتخابي النسبي المفتوح غير متسق. في انتخابات 2019 ، كان هناك العديد من المرشحين المنتخبين للنواب الذين طردتهم الأحزاب السياسية من جانب واحد ، حتى قبل التنصيب. وقد حظيت هذه الظاهرة باهتمام كبير من الجمهور. الغرض من هذه الدراسة هو معرفة وتحليل آلية إقالة أعضاء المجلس المنتخبين ، والآثار القانونية للفصل والتعويضات القانونية التي يتخذها المرشحون المنتخبون بعد طردهم من قبل حزب سياسي. النظرية المستخدمة في هذا البحث هي نظرية سيادة القانون ، ونظرية الديمقراطية ، ونظرية النظام الانتخابي النسبي المفتوح ، وكذلك نظرية المسؤولية السياسية ، وهو التزام يجب تنفيذه بمبادئ الاحتراف والكفاءة مع مبدأ الحرية مع المسؤولية حتى تتحقق النتائج المناسبة والفعالة والكفؤة للصالح العام.هذا البحث هو بحث نوعي بأسلوب التحليل الوصفي ، وهو وصف وتحليل وتوضيح وبناء الأعراض أو الظواهر بناءً على الملاحظات وبعض الأحداث والمشاكل الفعلية مع الواقع فيما يتعلق بقضايا فصل الأعضاء المحتملين. جمهورية إندونيسيا منتخبة من قبل الأحزاب السياسية. تشير نتائج هذه الدراسة إلى أن: 1) آلية فصل المرشحين لأعضاء المجالس المنتخبين من الأحزاب السياسية وفق القواعد هي عندما: يموت ، يستقيل خطياً ، يصبح عضواً في حزب سياسي آخر. أو تنتهك AD و ART. يتم تنظيم إجراء رفض عضوية حزب سياسي كما هو مشار إليه في الفقرة (1) في AD و ART 2) والعواقب القانونية لفصل شخص ما كعضو في حزب سياسي سيكون لها تأثير على منصبه كعضو في جمهورية الكونغو الديمقراطية. هذا بسبب وجود علاقة وثيقة بين المرشح أو عضو مجلس النواب الشعبى والحزب السياسى الذى يحمله. 3) تتمثل الجهود القانونية التي يبذلها المرشحون المنتخبون في تقديم اعتراض على قرار الفصل أمام محكمة الأحزاب السياسية. ثم رفع دعوى قضائية أمام المحكمة بشأن إنهاء عضوية حزب سياسي يليها الفصل من عضوية مجلس نواب الشعب. بالإضافة إلى ذلك ، هناك آلية منفصلة لفصل أعضاء مجلس النواب الشعبى داخل مجلس النواب الشعبى.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Partai; Politik; Pemilihan Umun |
Subjects: | Constitutional and Administrative Law Constitutional and Administrative Law > Election Law |
Divisions: | Pascasarjana Program Magister > Program Studi Ilmu Hukum |
Depositing User: | Risal Qori Amarullah |
Date Deposited: | 09 Jun 2022 03:45 |
Last Modified: | 09 Jun 2022 04:37 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/51770 |
Actions (login required)
View Item |