Etika bermajelis dalam Al-Qur'an: Studi komparatif tafsir Qur'an Karim karya Mahmud Yunus dan tafsir Raudhatul Irfan karya KH. Ahmad Sanusi

Wafiudin, Rijal (2022) Etika bermajelis dalam Al-Qur'an: Studi komparatif tafsir Qur'an Karim karya Mahmud Yunus dan tafsir Raudhatul Irfan karya KH. Ahmad Sanusi. Sarjana thesis, UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (131kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abtrak.pdf

Download (130kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftar Isi.pdf

Download (87kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (290kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (327kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (382kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (381kB) | Request a copy
[img] Text (BAB V)
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (83kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (174kB) | Request a copy

Abstract

Umat islam di Indonesia kerap mengadakan ritual keagamaan berupa perayaan hari besar islam, serta membuat kegiatan berupa majelis ilmu. Dalam pelaksanaan kegiatan yang besar, biasanya dihadiri oleh narasumber popular yang menarik perhatian khalayak masyarakat sehingga kondisi majelis ramai, sesak, dan tidak kondusif. Sebagai seorang muslim yang beriman seharusnya dapat menjaga ketertiban dan memberi contoh kepada mereka yang bersikap semaunya, yang dapat menyebabkan ketidak kondusifan sebuah majelis. Karena itu hal yang harus diperhatikan adalah etika atau sopan santun agar majelis dapat berjalan dengan baik. Al-Qur’an telah menggambarkan bagaimana caranya menjaga etika, apa saja yang harus diperhatikan dalam majelis, serta manfa’at dari majelis. Tujuan penelitian ini adalah memberi gambaran, penjelasan dan solusi untuk pemecahan masalah yang terjadi pada majelis melalui Al-Qur’an, sehingga dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan majelis dan mampu untuk menjaga nilai-nilai keislaman. Adapun penelitian ini menggunakan metode komparatif atau muqaran, yaitu mendeskripsikan berbagai pendapat kemudian membandingkan perbedaan dan persamaannya, lalu mengambil kesimpulan. Adapun tokoh yang dijadikan tema penelitian adalah Mahmud Yunus dan KH. Ahmad Sanusi dengan menafsirkan Al-Qur’an surah Al-Mujadalah ayat 11 dan ayat lainnya yang menjadi fokus tema. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penafsiran Mahmud Yunus dan KH. Ahmad Sanusi tentang etika bermajelis dalam Al-Qur’an memiliki kecenderungan yang berbeda. Adapun Mahmud Yunus, dalam tafsirnya ia menjelaskan bahwa seseorang yang menghadiri suatu majelis hendaklah memperhatikan kesadaran dalam bermajelis yaitu memberi kelapangan kepada lainnya agar dapat mengikuti majelis dengan seksama, sedangkan KH. Ahmad Sanusi menekankan pada aspek adab dalam bermajelis yaitu tidak diperbolehkan bagi siapapun untuk memerintahkan seseorang yang duduk untuk berdiri kemudian orang tersebut duduk di tempatnya karena yang demikian dapat menyinggung perasaan. Latar belakang terjadinya perbedaan penafsiran diantara kedua mufassir disebabkan karena pemikirannya, pendidikannya serta latar belakang kehidupannya yang berbeda sehingga memiliki kecenderungan masing-masing dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Majelis; Etika; Mahmud Yunus; KH. Ahmad Sanusi
Subjects: Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Rijal Wafiudin
Date Deposited: 07 Sep 2022 03:01
Last Modified: 07 Sep 2022 03:01
URI: https://etheses.uinsgd.ac.id/id/eprint/55949

Actions (login required)

View Item View Item