Konsep bahagia menurut Hamka dan Abraham Maslow : Suatu studi komparasi

Restiani, Aura Nida (2022) Konsep bahagia menurut Hamka dan Abraham Maslow : Suatu studi komparasi. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (78kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (47kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (90kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (223kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (273kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (67kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (407kB) | Request a copy
[img] Text (BAB V)
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (73kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (186kB) | Request a copy

Abstract

Tema bahagia merupakan hal yang sangat menarik dan urgent keberadaanya, karena bahagia adalah tujuan utama dalam kehidupan. Banyak filosof muslim maupun barat yang merancang konsep tersendiri tentang bahagia. Diantaranya adalah Hamka serta Abraham Maslow. Hamka berpendapat kebahagiaan telah ada dalam diri setiap manusia serta bisa diraih dari dalam diri bukan dari luar diri. Untuk mencapai kebahagiaan manusia harus selalu mengasah dan mengembangkan alat yang dapat mereka gunakan untuk mencapai kebahagiaan, dimana alat tersebut adalah agama, akal, serta budi. Sementara itu Abraham Maslow dalam mazhab Humanistik meyakini bahwa manusia memiliki kecenderungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya agar kehidupan yang dijalaninya bermakna dan terpuaskan. Sifat dasar yang dimiliki manusia adalah rasa ketidakpuasan karena kepuasan bagi manusia bersifat sementara. Ketika manusia telah memenuhi kebutuhannya maka akan datang kebutuhan-kebutuhan lain yang menuntutnya. Maslow memiliki gagasan bahwa manusia termotivasi oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat naluriah. Pada akhirnya Maslow memperkenalkan konsep hirarki kebutuhan, dimana ada lima kebutuhan dasar yang harus terpenuhi jika manusia ingin hidup dalam balutan kebahagiaan. Penelitian yang digunakan merupakan jenis library research dengan menghimpun teori-teori yang relavan, lalu dianalisa dan interpretasikan agar dihasilkan temuan penelitian. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Metode kualitatif menjadi treatment yang paling tepat saat tema yang diangkat merujuk kepada analisa pemikiran tokoh. Pandangan Hamka serta Maslow memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing namun pemikirannya sangat reliabel dari masa ke masa. Konsep yang mereka sajikan tidak lekang dimakan waktu walaupun sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Pandangan Hamka yang erat sekali kaitannya dengan agama, tasawuf dan hal-hal yang berbau spiritualitas namun Hamka tetap berlandaskan pada akal, studi serta analisa aspek teoritis dan praktis, Maslow yang bukan merupakan tokoh yang taat beragama namun masih menjungjung tinggi nilai-nilai kebaikan, kejujuran, keadilan, kesederhanaan serta berbagai nilai lainnya yang dianggap sebagai potensi manusia untuk mengaktualisasikan diri.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Kebahagiaan; Hamka; Abraham Maslow
Subjects: Comparative Psychology > Comparative Psychology of Sensory Perception, Movement, Emotions, Psychological Drives of Animals
Religious Congregations and Orders
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi
Depositing User: Aura Nida Restiani
Date Deposited: 05 Oct 2022 06:06
Last Modified: 05 Oct 2022 06:33
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/59173

Actions (login required)

View Item View Item