Pandangan NU dan Muhammadiyah Pangandaran dalam pembacaan Basmalah pada Al-Fatihah ketika shalat

Burhanudin, Hilman (2022) Pandangan NU dan Muhammadiyah Pangandaran dalam pembacaan Basmalah pada Al-Fatihah ketika shalat. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (245kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (354kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (314kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (649kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text (BAB V)
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (577kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (568kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi dengan kejadian yang dialami langsung oleh bidang tarjih Muhammadiyah Pangandaran, ketika beliau menjadi imam di tempat yang terbiasa di jahrkan bacaan basmalahnya pada shalat jahr, atau biasa di imami oleh Ulama NU Pangandaran. Dimana salah satu jamaah berkata kepada beliau bahwa shalatnya tidak sah dikarenakan tidak membaca basmalah, padahal beliau membacanya secara pelan. Dari latarbelakang masalah tersebut maka rumusan masalahnya yaitu : 1. Bagaimana pembacaan basmalah dalam Al-Fatihah ketika shalat dan metode istinbath menurut NU Pangandaran ? 2. Bagaimana pembacaan basmalah dalam Al-Fatihah ketika shalat dan metode istinbath menurut Muhammadiyah Pangandaran ? 2. Bagaimana persamaan dan perbedaan pembacaan basmalah pada shalat menurut Muhammadiyah dan NU Pangandaran? Tujuan penelitian ini yaitu : mendeskripsikan serta membandingkan pembacaan basmalah pada shalat dan metode istinbath menurut NU dan Muhamamdiyah Pangandaran. Penelitian ini menggunakan kerangka berfikir Ta’arud Al-Adilah, dimana diterangkan menurut Syafi’iyah, Malikiyah, Hanabilah dan Zhahiriyah dalam langkah kerangka Ta’arudh ini menggunakan empat tahapan dalam menyelesaikan yaitu : 1) Al-jam’u wa Al-Taufiq, Dimana tahapan ini mengamalkan dua dalil lebih utama daripada mendisfungsikan salah satu dalil secara menyeluruh. 2) Tarjih, yaitu dengan menguatkan salah satu dalil. 3) nasakh, yakni membatalkan hukum yang terkandung dalam dalil yang terdahulu dan mengamalkan hukum pada dalil yang turun kemudian. 4) Tatsaqut Al-Dalilain, ialah meninggalkan dalil – dalil yang bertentangan dan beralih pada dalil yang lebih rendah derajatnya. Hasil penelitian menunjukan : 1) kalangan NU Pangandaran berpendapat dari Kyai Asep Abdullah siraj bahwa hukum membaca basmalah secara jahr ialah sunnah muakad dalam artian fiqih, sunnah yang melebihi standar sunnah dan sudah mendekati wajib, Adapun masalah terkait membaca secara jahr salahsatu rujukannya terdapat pada kitab bidayatul mujtahid dan hadits Abu Hurairah. untuk pembacaan basmalah pada shalat secara jahr menggunakan tahapan tarjih pada Ta’arud Al-Adilah. 2) kalangan Muhammadiyah Pangandaran berpendapat dari H. Sutarman Rasyid, B.A bahwa hukum membaca basmalah secara sirr ialah sunah berdasarkan pada buku Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah 3 karya Majelis Tarjih Dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga dari hadits Anas serta dari buku Fiqih Sunnah karya Sayid Sabiq, dan sunah di keraskan dengan menyesuaikan jama’ah dari rujukan hadits Abu Hurairah. pembacaan basmalah pada shalat secara sirr menggunakan tahapan Tarjih pada Ta’arud Al-Adilah. 3) Perbedaan pendapat pada pembacaan basmalah secara sirr atau jahr, terdapat pada Metode istinbath dari Ta’arud Al-Adilah, dimana ormas NU dan Muhammadiyah Pangandaran sama – sama memakai tahapan tarjih, yaitu dengan menguatkan salahsatu dalil, yang membedakannya ialah cara penelitian dari segi sanadnya. dimana Nahdlatul ulama menggunakan cara mentarjihkan meneliti dari segi sanad, dengan mendahulukan periwayatan orang yang banyak bergaul dengan Nabi, daripada orang yang tidak banyak bergaul dengan Nabi. Sedangkan Muhammadiyah menggunakan cara mentarjih meneliti dari segi sanad, dengan mendahulukan hadits yang banyak diriwayatkan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Madzhab;Nahdlatul Ulama;Muhammadiyah
Subjects: Islam > Rites, Prayer
Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam
Law > Comparative Law
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum
Depositing User: Hilman Burhanudin
Date Deposited: 27 Dec 2022 01:25
Last Modified: 27 Dec 2022 01:25
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/62248

Actions (login required)

View Item View Item