Simbolon, Gusti Rahma Sari (2022) Kata Israf dan Thugyan dalam Al-Qur'an : Kajian semantik dan korelasinya dengan kisah Fir'aun. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (431kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (441kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (482kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (881kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (727kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (458kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (466kB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini dilakukan karena kata israf dan thugyan terdapat sinonimitas yakni sama-sama bermakna melampaui batas padahal setiap kata pasti mempunyai komponen makna yang berbeda. Karena ada beberapa ayat kata israf dan thugyan yang bersanding dengan Fir’aun, maka mengkorelasikannya dengan kisah Fir’aun agar ditemukan melampaui batas seperti apa dari kedua kata tersebut, sehingga dapat mengambil pelajaran dan berimplikasi dalam kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dasar, makna relasional, medan semantik, sinkronik, diakronik, konsep dan implikasi dari kata israf dan thugyan dalam Al-Qur’an serta kaitannya dengan kisah Fir’aun. Metode yang digunakan merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan semantik. Menentukan kata yang hendak diteliti, menghimpun ayat-ayatnya, mencari makna dasarnya melalui kamus-kamus, mencari makna relasional, diakronik, sinkronik melalui syair pra-Islam, ayat Al-Qur’an, dan sejarah, membuat konsep dan implikasi serta korelasinya dengan Fir’aun. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa makna dasar israf ialah perbuatan yang melampaui batas dalam segala hal. Sedangkan makna dasar thugyan ialah setiap hal yang melampaui batas dalam keburukan. Makna relasional israf pra-Qur’anik ialah boros dalam menggunakan harta sehingga orang berlaku sombong dan perbuatan tersebut dapat menambah kehormatan seseorang. Sedangkan pada masa Qur’anik yaitu orang yang tidak beriman (kufr), melakukan kerusakan di bumi (fasad), sombong/sewenang-wenang (‘ali/‘aliyan), dan homoseks. Kata israf mengalami perubahan nilai dari positif menjadi negatif. Makna relasional thugyan pada masa pra-Qur’anik ialah perbuatan yang menyiksa, munafik, dan sombong (bagha). Sedangkan masa Qur’aniknya yaitu menolak ajaran Rasul, zalim (dhalim), kufur (kufr), berbuat kerusakan (fasad), mendustai (kadzdzab), dan perbuatan munafik (nifaq). Adapun derivasinya kata thagut pada masa jahiliyyah bernilai positif sedangkan setelah Islam datang menjadi antonim dari Allah sehingga bernilai negatif. Sikap Fir’aun yang sesuai dengan konsep israf yaitu fasad, ‘ali/‘aliyan, dan kufr. Sedangan yang sesuai dengan thugyan yaitu kufr, dhalim, dan fasad.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Fir'aun; Israf; Semantik; Thugyan |
Subjects: | Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Kumpulan Ayat-ayat dan Surat-surat Tertentu dalam Al-Qur'an Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Cerita dan Kisah dari Al-Qur'an Language |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Gusti Rahma Sari |
Date Deposited: | 02 Jan 2023 06:52 |
Last Modified: | 02 Jan 2023 06:52 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/62690 |
Actions (login required)
View Item |