Fajar, Dadang Ahmad (2019) Terapi Shalawat Syifa. Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Bandung, Indonesia. ISBN 978-623-90263-5-6
|
Text
terapi shalawat syifa pada penderita BPD.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Pemulihan kesehatan serta kesucian jiwa merupakan dambaan setiap pribadi muslim yang mu’min. akan tetapi, pada faktanya masih banyak kaum muslimin yang mendapatkan rongrongna dari berbagai aspek, sehingga mereka terjerumus pada kondisi jiwa yang terguncang. bahkan hingga dapat menjadikan ketidak sucian pada jiwa. yang akhirnya mereka terjerumus pada penderitaan diri, yang hanya dirasakan oleh pribadi masing�masing. Tidak heran jika diantara mereka menggunakan berbagai cara untuk dapat keluar dari belenggu penderitaan yang dialaminya. Salah satunya adalah gangguan Borderline Personality Disorder (BPD). Perilaku yang ditandai dengan menyakiti diri sendiri, kini semakin mengkhawatirkan. Karena setiap saat terus bertambah. Beberapa kalangan mencoba melakukan upaya pemulihan, mulai dengan pendekatan medis, hingga lembaga�lembaga keagamaan dengan dasar tanggung jawab teologi. Dalam hal ini kalangan sufi menawarkan terapi menggunakan shalawat syifa sebagai metode penyembuhan. Gerakan pemulihan jiwa yang berbasis sufistik, dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan pribadi harapan kaum mu’minin, ialah pribadi yang sakinah. Untuk itulah sebuah lembaga yang dianggap layak untuk dijadikan objek penelitian, memberikan kesempatan penelitian terhadap para pasien gangguan Borderline Personality Disorder, yang disembuhkan melalui cara risyadhah shalawat syifa. Penelitian ini, menggunakan metode mix kualitatif dan kuantitatif, hingga didapat hasil yang dianggap valid untuk dipublikasikan. Juga menggunakan pendekatan fenomenologi sebagai cara pandang. Dengan demikian, diharapkan mampu mengungkap salah satu khazanah dari metode penyembuhan jiwa perspektif sufi, tanpa mengesampingkan aspek pemikiran psikolog barat. Akhirnya penulis dapat memberikan kesimpulan, bahwa, pemulihan, penyembuhan dan penanganan gangguan jiwa pendekatan sufistik, akan dirasakan memiliki nilai lebih, dibandingkan dengan proses terapi jiwa yang ditawarkan pskolog barat. Sebab telah memasukkan unsur teologis normative di dalamnya. Dan pada umumnya manusia telah memiliki kecenderungan untuk mendapatkan kenyamana melalui pendekatan teologis normative. Hingga unsur empiris normative hanya sekedar penambah atau pelengkap saja.
Item Type: | Book |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | terapi; shalawat syifa |
Subjects: | Pharmacology and Therapeutics > Physical Therapies and Kinds of Therapics |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Program Studi Bimbingan Konseling Islam |
Depositing User: | Naan Naan |
Date Deposited: | 20 Jan 2023 07:36 |
Last Modified: | 20 Jan 2023 07:36 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/63885 |
Actions (login required)
View Item |