Ketahanan lembaga pendidikan pondok pesantren

Ijudin, Ijudin and Nenden Munawaroh, Nenden (2021) Ketahanan lembaga pendidikan pondok pesantren. In: Ketahanan Lembaga Pendidikan PondokPesantren. Pena Persada, Banyumas, pp. 1-94. ISBN 978-623-315-761-2

[img]
Preview
Text
E-Book Ketahanan Lembaga Pendidikan PonPes.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Memasuki era modernisasi, dua tantangan yang harus dihadapi pondok pesantren; meluasnya globalisasi di satu sisi dan tuntutan penciptaan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul di sisi lain. Globalisasi dalam segala bentuknya mempunyai eskalasi yang cepat dalam membentuk baik-buruk dan hitam-putihnya budaya masyarakat sehingga sejauh apa tingkat kesiapan pondok pesantren menghadapi gelombang globalisasi ini, sejauh itu pula akan berakibat pada kehidupan pondok pesantren ke depan. Jika tidak siap, pondok pesantren akan mengalami penurunan peran, misalnya peran kyai akan tergeser oleh keberadaan televisi dan media informasi lainnya yang mengajarkan nilai-nilai keidupan yang tidak sepenuhnya dapat dipertanggungjawabkan. Sementara dalam penciptaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam sains dan teknologi, pondok pesantren belum melakukan secara maksimal. Ada kesan bahwa pondok pesantren terlalu larut secara akademis dalam pendidikan saja, kurang dalam memberikan bekal khusus dalam bentuk keterampilan lain selain keterampilan membaca kitab. Di samping itu, tuntutan dan kebutuhan masyarakat juga berdampak terhadap eksistensi pondok pesantren saat ini. Persepsi masyarakat yang masih kuat di seputar ‘dunia kerja’ menjadikan keberadaan suatu lembaga pendidikan pondok pesantren akan terancam. Kurangnya civil effect yang dimiliki pondok pesantren merupakan persoalan tersendiri. Kebanyakan orang tua menginginkan anak-anaknya kelak setelah menyelesaikan studi mendapatkan pekerjaan dan bisa melanjutkan studi. Persoalan seperti ini masih membayangi pondok pesantren, khususnya yang masih mempertahankan ciri khas ‘kesalafiyahannya’ dengan sajian pelajaran agama yang lebih dominan, karena pondok pesantren merupakan cerminan dari dunia tradisional Islam. Padahal lembaga pendidikan pondok pesantren sejak berdirinya telah memiliki kaidah atau adagium yang sangat membumi dan kontekstual, yaitu al-muhafadzah ‘ala al-qadim al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadidi al-ashlah, artinya memelihara atau memegang nilai-nilai atau tradisi lama yang positif dan mengimbangi dengan mengambil hal-hal baru yang lebih baik. Apalagi kaidah yang berkembang di pondok pesantren ini dibalik akan lebih dinamis dan inovatif menjadi al-akhdzu bial-jadidi al-ashlah wa al-muhafadzatu bi al-qadim as-shalih (mentransfer nilai-nilai baru (inovasi) yang lebih baik dengan tetap mempertahankan nilai-nilai lama yang baik). Kaidah ini memungkinkan pondok pesantren akan tetap bertahan (survive), dan bahkan berkembang di tengah-tengah arus perubahan dunia, serta memiliki kemampuan untuk bersaing dengan lembaga pendidikan yang sudah maju atau modern.

Item Type: Book Section
Uncontrolled Keywords: ketahanan; lembaga pendidikan; pondok pesantren
Subjects: Islam > Islamic Religious Education
Education
Educational Institutions, Schools and Their Activities
Depositing User: Ijudin Ijudin
Date Deposited: 14 Feb 2023 00:52
Last Modified: 14 Feb 2023 00:52
URI: https://etheses.uinsgd.ac.id/id/eprint/64480

Actions (login required)

View Item View Item