Nugraha, Ari (2017) Kisah turunnya Adam as dalam tafsir al-Mizan karya Thabathaba'i. Diploma thesis, UIN Sunan Gunund Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (81kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (173kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (175kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (395kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (524kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (888kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (173kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (243kB) | Request a copy |
Abstract
Skripsi ini membahas tentang kisah Adam dalam pandangan salah satu tokoh syiah yaitu Thabathaba`i dalam tafsirnya Al-Mizan fi Tafsir al-Quran. Thabathaba`i memiliki pandangan yang berbeda dengan mufasir-mufasir lainnya. Menurut beliau Nabi Adam tidak melakukan sebuah dosa karena telah melanggar perintah Allah, karena semua nabi adalah manusia maksum yang terbebas dari dosa dan kesalahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan Thabathaba’i dalam tafsirnya al-Mizan terhadap kisah Nabi Adam as. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yaitu mendeskripsikan masalah melalui data yang telah terkumpul. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan (Library Research) yang terdiri dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer dalam penelitian ini adalah Tafsir Al-Mizan karya Thabathaba’i dan sumber sekunder berasal dari karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini. Inti penelitian ini adalah menggambarkan paradigma Thabathaba’i yang memiliki pandangan yang berbeda dari mufasir lain terhadap kisah Nabi Adam. Thabathaba’i dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Adam ketika turun ke bumi, dia tidak melakukan sebuah dosa karena telah melanggar perintah Allah swt. atau suatu kesalahan yang berkonsekuensi murka Allah akibat tergoda oleh setan sehingga menyebabkan Adam di turunkan dari surga ke bumi. Ada beberapa poin yang ditekankan oleh Thabathaba’i yaitu pertama, menurut Thabathaba’i, perintah yang diberikan kepada Adam bukanlah perintah yang bersifat hukum atau syari’at, tetapi perintah yang berupa nasihat. Maka ketika Adam mengabaikan perintah tersebut tidak akan berkonsekuensi dosa. Kedua, Adam dari awal memang sudah diciptakan untuk bumi, maka dari itu Allah sudah menetapkan semua ketentuan itu untuk Adam walaupun dengan kejadian Adam pernah melakukan sebuah kekeliruan. Ketiga, Adam tidak akan mendapatkan kesempurnaan spiritual tanpa menghadapi serangkaian kejadian tersebut. Dari poin tersebut jelas menurut Thabathaba’i Adam tidaklah melakukan kesalahan dan dosa karena dia adalah seorang nabi. Karena pandangan umum orang-orang syiah adalah bahwa seorang nabi terjaga dari dosa besar dan kecil baik sebelum atau sesudah menerima wahyu.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Adam;Perintah;Dosa;Surga |
Subjects: | Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Cerita dan Kisah dari Al-Qur'an Education and Research of Literatures |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Ari Nugraha |
Date Deposited: | 07 Mar 2018 07:26 |
Last Modified: | 07 Mar 2018 07:26 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/6602 |
Actions (login required)
View Item |