Azhara, Bambang Muhamad Fasya (2023) Westernisasi di Keraton Surakarta Hadiningrat pada masa Paku Buwono X (1893-1939) berdasarkan Situs Kearsipan Delpher. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf - Cover Image Download (82kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (156kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (101kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (497kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Repository staff only Download (159kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (174kB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini mengangkat tema sosial budaya Keraton Surakarta ditinjau dari kearsipan Delpher. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis arsip tentang sejarah Keraton Surakarta periode Paku Buwono X, dikarenakan periode tersebut terjadi kontak kebudayaan antara budaya di Keraton Surakarta dengan budaya Eropa. Metode yang digunakan ialah metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber-sumber arsip yang diperoleh berasal dari situs Delpher, sebab menyediakan arsip koran yang memberitakan perpaduan kebudayaan di Keraton Surakarta, seperti koran De Locomotief bertitimangsa 20/02/1939 yang menampilkan Paku Buwono X mengenakan pakaian hasil dari perpaduan gaya Eropa dengan Jawa. Koran-koran yang didapati juga memiliki kualitas yang baik, baik isi maupun fisiknya. Untuk melakukan interpretasi, teori yang digunakan diantaranya ialah teori identitas kolektif dan difusi dalam komunikasi. Keraton Surakarta sendiri berawal dari Mataram Islam hingga pada tahun 1755 terjadi Perjanjian Giyanti yang memecah Mataram Islam menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Belanda yang mengeluarkan kebijakan politik asosiasi pada awal abad ke-20 di Hindia-Belanda telah menyebabkan timbulnya kontak sosial budaya di lingkungan Keraton Surakarta pada khususnya. Hasil dari penelitian ini ialah westernisasi periode Paku Buwono X terbagi dalam empat bentuk yang berbeda, yaitu (1) transportasi. Penggunaan kereta api dan mobil pribadi menjadi suatu hal yang lumrah bagi Paku Buwono X. Bahkan tercatat pada 1907 Paku Buwono X membeli sebuah mobil mewah; (2) pakaian. Paku Buwono X tercatat pernah memadukan dua bentuk kebudayaan yang berbeda dalam hal pakaian, yaitu memadukan jas dengan pakaian tradisional Jawa, serta menjadikan pakaian militer bergaya Barat sebagai pakaian kerajaan bagi dirinya, (3) kuliner. Bersulang, sampanye, dan penggunaan meja makan, serta (4) bahasa. Penggunaan bahasa Belanda turut digunakan dalam penyebutan gelar-gelar prestise maupun agenda resmi Keraton.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Arsip; Delpher; Westernisasi; Keraton Surakarta. |
Subjects: | History of Southeast Asia > History of Indonesia |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam |
Depositing User: | Bambang Muhamad Fasya |
Date Deposited: | 16 May 2023 03:53 |
Last Modified: | 16 May 2023 03:53 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/67849 |
Actions (login required)
View Item |