Disabilitas dalam perspektif tasawuf

Ravsanjani, Muhammad Fikar (2020) Disabilitas dalam perspektif tasawuf. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (94kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (131kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (105kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (266kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (678kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (60kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (356kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (56kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (127kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena para penyandang disabilitas yang masih diremehkan oleh sebagian Masyarakat luas, karena beberapa faktor antara lain keterbatasan mereka dalam melakukan suatu kegiatan dan keterbatasan kemampuannya fisiknya. Pandangan grup negative terhadap disabilitas, hal tersebut juga mempersulit kelompok untuk memiliki kedudukan, hak, kewajiban dan peran yang sama dengan masyarakat lain dalam segala aspek kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pandangan tasawuf terhadap kepribadian disabilitas yaitu perkembangan abnormal seperti cacat fisik dan mencari makna disabilitas yang tersirat di dalam tasawuf. Padahal dalam pandangan tasawuf tersebut sudah memberikan sebuah peringatan sesungguhnya Islam tidak memperbolehkan mengucilkan dan memojokkan orang lain dengan pembelaan apapun, entah itu fisik, tekstur kulit, dll. Metode untuk penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif menurut tinjauan pustaka. Pada waktu bersamaan pengumpulan data, tinjauan yang digpakai oleh penulis adalah tinjauan kepustakaan (library research). Dan sumber utamanya yang dipakai adalah kitab Al-Hikam yang diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia, pemikiran Imam al-Ghazali dan terjemahan kitab dari Ar-Risalatul Qusyairiyah karya Imam al-Qusyairi data sekunder yang digunakan berupa literature lain yang sejenis dan mendukung penelitian ini. Lundin, 1996 dan Merry, 1998, dalam teori psikologi humanistik, bahwa manusia dapat berkembang hingga melampaui batasan-batasan termasuk batasan kodratnya guna memenuhi potensi dirinya, hal ini berarti ia dapat menjadi apa saja dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan apa yang diinginkannya dan tergantung lingkungan memperilakukannya. Disabilitas dalam tasawuf secara umum dijelaskan dalam tiga istilah, yakni, summun, bukmun, dan a’roj. Dengan demikian, tasawuf adalah membersihkan atau saling membersihkan yaitu terhadap akhlak manusia yang bermakna perbuatan, budi, tabi’at, adab atau perilaku dan semua perbuatan baik yang terpuji, serta tidak ada perbedaan dengan yang lainnya, yang dinilai Allah hanya ketaqwaan dan keimanannya. Pandangan tasawuf memberikan perhatian penuh terhadap kaum disabilitas yaitu setiap orang dapat mengembangkan inferior yang berlebihan, artinya bukan untuk membedakan satu sama lain, apakah orang tersebut disabilitas atau tidak, sebab ajaran tasawuf adalah yaitu dengan cara mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap duniawi. Dalam ajaran tasawuf itu mengajarkan cara proses mengenal diri demi mengenal Allah swt. atau sebuah jalan menuju Allah swt dengan memiliki ibadah batin yang bobotnya jauh lebih besar dibandingkan ibadah lahiriah dan melindungi akhlaknya dari perbuatan yang tidak terpuji serta selalu mentaati Allah melalui lahir dan batin, begitupun dengan bersosialisasi di sekitar lingkungan masyarakat dengan cara memberikan perhatian terhadap sesama dan alam sekitar.

Actions (login required)

View Item