Tuntunan Hadits tentang do’a kesembuhan untuk pasien : Study atas bidang kerohanian Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

Umam, Fitratul (2023) Tuntunan Hadits tentang do’a kesembuhan untuk pasien : Study atas bidang kerohanian Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (cover) 1_cover.pdf Download (84kB) | Preview
Preview	Text (abstrak) 2_abstrak.pdf Download (124kB) | Preview
Preview	Text (daftar isi) 3_daftar isi.pdf Download (111kB) | Preview
Preview	Text (bab 1) 4_bab 1.pdf Download (344kB) | Preview
	Text (bab 2) 5_bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (309kB) | Request a copy
	Text (bab 3) 6_bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (170kB) | Request a copy
	Text (bab 4) 7_bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (419kB) | Request a copy
	Text (bab 5) 8_bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (239kB) | Request a copy
	Text (daftar pustaka) 9_daftar pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (181kB) | Request a copy

Abstract

Mengacu pada judul di atas, penelitian dilatar belakangi dengan temuan bahwa di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung menerapkan sistem formasi do’a untuk kesembuhan pasiennya, dalam menerapkan sistem formulasi do’a Rumah Sakit Muhammadiyah juga memiliki aturan yang harus diterapkan oleh para pembimbing do’a yang dinamakan dengan SKP (Satuan Kerohanian Pasien) dan buku yang diberikan kepada pasien yaitu TIP (Tuntunan Ibadah Pasien). Sehingga diperlukannya penelitian untuk mengetahui proses berlangsungnya sistem formasi do’a bagi kesembuhan pasien. Tujuan penelitian ini untuk “Mengetahui konsep Takhrij Hadits mengenai bimbingan do’a yang diterapkan di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif mengenai studi takhrij hadits do’a kesembuhan, adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penerapan hadits do’a kesembuhan di Rumah Sakit Muhammadiyah terdapat alasan historis dan ada kewajiban sebagai Rumah Sakit yang memiliki pelayanan bersertifikat syariah dari DSN MUI, untuk alasan historisnya berawal dari keinginan para pendiri Rumah Sakit mendirikan Rumah Sakit Muhammadiyah sebagai sarana dakwah bagi umat Islam dan bagi orang-orang persentatif bagi umat Islam yang menjalankan syariah Islam dalam pelayanan syariah. Awal mula penerapan hadits do’a kesembuhan bersifat bebas atau tidak formal yang dilakukan oleh ibu-ibu jama’ah BKSWI kemudian dibentuklah komite khusus yaitu komite kerohanian yang bertanggung jawab melakukan siraman rohani termasuk penerapan hadits do’a kesembuhan. Dalam pelaksanaannya sesuai dengan shift kerja untuk para perawat dan untuk para asatidz sesuai dengan data yang diperoleh dari sistem data pasien minimal pasien mendapatkan dua kali bimbingan rohani selama dirawat di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Dalam praktik nya dimulai dari mengambil data yang akan dikunjungi, sebelum ke lapangan, kita identifikasi terlebih dahulu pasien yang akan dikunjungi, kemudian kita konfirmasi dengan perawat diruangan pasien, pastikan ruangan sesuai dengan yang kita tuju, setelah sesuai kita ketuk pintu lalu mengucapkan salam, selanjutnya menuju ke bad pasien menanyakan identitas pasien untuk memastikan yang kita tuju sesuai dengan data, setelah semua sesuai asatidz memulai dengan menyapa menanyakan keadaan pasien, selanjutnya asatidz melakukan pembukaan dengan membacakan asmaul husna, kemudian mendo’akan pasien dengan hadis do’a kesembuhan, setelah mendo’akan asatidz pamit kepada keluaga pasien, lalu mengucapkan salam kembali. Dalam penerapan hadits seharusnya melalui proses seleksi hadits, adapun seleksi hadits yang dilakukan oleh komite kerohanian yaitu dengan mengambil hadits-hadits yang masyhur dengan tujuan agar terhindar dari perbedaan-perbedaan antara golongan atau madzhab. Selain itu penerapan hadits do’a kesembuhan merupakan praktik muamalah bukan ibadah yang harus tetep dalam melalui proses seleksi hadits.

Actions (login required)

View Item