Konsep melantunkan adzan dengan pengeras suara perspektif hadis (studi ma'anil hadis)

Utami, Dismi Tammi (2023) Konsep melantunkan adzan dengan pengeras suara perspektif hadis (studi ma'anil hadis). Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (148kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (219kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (173kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (363kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (516kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (168kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (424kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (156kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (245kB) | Request a copy

Abstract

Adzan adalah sebuah syiar Islam sesuai dengan perintah Allah Swt untuk menyeru umat Islam melakukan ibadah shalat, pada hakikatnya bertujuan untuk memberitahukan kepada orang-orang bahwa waktu shalat telah dimulai dan mengajak mereka untuk shalat berjamaah. Namun fenomena sosial yang terjadi di masyarakat tentang penggunaan pengeras suara (speaker) yang terlalu keras dianggap meresahkan dan membuat masyarakat merasa bising, khususnya tetangga yang non-Muslim. Pada zaman Nabi Saw belum ada pengeras suara (speaker) yang digunakan seperti saat ini, dan pada saat itu juga belum ada suara kebisingan seperti suara kendaraan dan mesin, sehingga untuk mengumandangkan adzan hanya dengan suara yang keras, maka dibuatlah bangunan-bangunan tinggi oleh arsitek muslim agar suara adzan terdengar sampai ketempat yang jauh. Penelitian ini dilakukan untuk membahas hadis tentang mengeraskan suara adzan. Maka peneliti telah merumuskan beberapa pertanyaan yaitu bagaimana redaksi hadis tentang melantunkan adzan dengan mengeraskan suara? Dan bagaimana pemahaman hadis melantunkan adzan dengan mengeraskan suara bila dihubungkan dengan etika bertetangga? Adapun tujuan untuk mengetahui redaksi hadis tentang melantunkan adzan dengan mengeraskan suara dan untuk mengetahui pemahaman hadis melantunkan adzan dengan mengeraskan suara bila dihubungkan dengan etika bertetangga. Peneliti menggunakan kajian ma’anil hadis melalui penjelasan pemaknaan hadis tentang mengeraskan suara adzan dengan menggunakan takhrij dan syarah dan beberapa pendekatan yaitu: pendekatan bahasa, pendekatan antropologi dan pendekatan sosio-Historis. Penelitian ini bertujuan untuk membahas hadis tentang mengeraskan suara (adzan) kemudian menarik pemahaman sehingga menghasilkan pemahaman yang menyesuaikan pada kehidupan sekarang yakni menggunakan pengeras suara ketika adzan. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menerapkan metode deskriptif-analisis. Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa status hadis No. 6993 berkualitas shahih. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hadis riwayat Bukhari No. 6993 bersifat ma’mul bih, seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman yang semakin canggih dengan teknologi, sehingga dapat dijadikan hujjah. suara adzan merupakan suara yang berasal dari seorang muadzin, yang hendak menyerukan panggilan untuk melaksanakan shalat kepada masyarakat sekitar. Saat ini panggilan adzan telah bertransformasi menggunakan alat bantu lainya, salah satunya pengeras suara, sehingga memudahkan muadzin mengumandangkan adzan serta memotivasi masyarakat non-Muslim untuk memeluk agama Islam.

Actions (login required)

View Item