Kartika, Yuni (2018) Persepsi Masyarakat terhadap Pekerja Anak:Studi Pekerja Anak di Perkebunan Tembakau Kampung Koropeak Desa Ciela Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (315kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (349kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
3_daftarisi.pdf Download (307kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (754kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (492kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (744kB) | Request a copy |
||
Text (BAB V)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (348kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
4_bab1.pdf Restricted to Registered users only Download (924kB) | Request a copy |
Abstract
Yuni Kartika:Persepsi Masyrakat terhadap Pekerja Anak (Studi tentang Pekerja Anak di Perkebunan Tembakau Kampung Koropeak Desa Ciela Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut) Pekerja anak adalah mereka yang bekerja di bawah rata-rata usia seseorang seharusnya bekerja. Seperti yang tercantum dalam Konvensi ILO 1973/138/Artikel 3/ Paragraf 1 yang diratifikasi UU No. 20 Tahun 1999 batas usia minimum seseorang bekerja adalah 15 tahun. Serta di dalam Peraturan menteri Tenaga Kerja Nomor 01 Tahun 1987 tentang perlindungan bagi anak usia di bawah 14 tahun yang bekerja di dalam pasal 4 diungkapakan tidak boleh seorang anak dipekerjakan lebih dari 4 jam, jenis pekerjannya pula diatur tidak boleh yang berat-berat. Berangkat dari satu kampung Koropeak yang hampir seluruh warganya bermata pencaharian sebagai petani tembakau dan banyak anak di bawah 15 tahun yang bekerja mengikuti orang tua melakukan kegiatan produksi tembakau dengan jam kerja yang melebihi 4 jam serta proses bekerja di perkebunan termasuk pada satu jenis pekerjaan yang tidak dapat ditolerir berdasarkan surat edaran mentri tenaga kerja No. SE-12/M/BW/1997 yang berawal dari persepsi masyarakat Koropeak yang menganggap biasa anaknya dipekerjakan. Penelitian ini bertujuan sejauh mana persepsi masyarakat Koropeak mempengaruhi jumlah pekerja anak di perkebunan tembakau, faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat Kampung Koropeak terhadap pekerja anak itu sendiri serta faktor-faktor seorang anak menjadi pekerja anak Teori yang digunakan teori fungsionalisme struktural dari tokoh Sosiologi yaitu Robert King Merton. Dimana teori fungsionalisme ini memandang suatu persoalan menjadi disfungsi dan fungsi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu observasi langsung dengan menggunakan data wawancara kepada RT kampung Koropeak, masyarakat yang mempekerjakan anaknya di perkebunan tembakau, pekerja anaknya sendiri serta masyarakat umum Kampung Koropeak yang tidak mempekerjakan anaknya di perkebunan tembakau. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa munculnya pekerja anak didasarkan atas persepsi masyarakat Kampung koropeak baik persepsi positif ataupun negatif terhadap munculnya pekerja anak di perkebunan tembakau. Dan dari hasil wawanacara menunjukkan dominan warga masysrakat kampung Koropeak menganggap bahwa adanya pekerja anak adalah bersifat positif. Kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian ini adalah persepsi masyarakat yang menganggap munculnya pekerja anak bukan masalah dan pekerja anak sudah menjadi cultur sehingga persepsi masyarakat harus dirubah agar bisa lebih memandang sesuatu lebih luas.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | persepsi;masyarakat;pekerja anak; |
Subjects: | Social Interaction, Interpersonal Relations > Social Participation Social Interaction, Interpersonal Relations > Social Role Social Process > Social Norms |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Program Studi Sosiologi |
Depositing User: | Yuni Kartika |
Date Deposited: | 04 Apr 2018 06:56 |
Last Modified: | 04 Apr 2018 06:56 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/7132 |
Actions (login required)
View Item |