Pandangan Emansipasi perempuan dalam perspektif para Nabi : Studi literatur Kristen Khatolik, Kristen Protestan, dan Islam

Aziz, Zulvan Nur (2020) Pandangan Emansipasi perempuan dalam perspektif para Nabi : Studi literatur Kristen Khatolik, Kristen Protestan, dan Islam. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (14kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (200kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (209kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (560kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (705kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (932kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (739kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (223kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (312kB) | Request a copy

Abstract

Perbedaan sudah menjadi hal yang nisbi dalam kehidupan, perbedaan dating dengan skema yang sangat indah, berawal dari sisi yang berbeda munculah sesuatu yang indah apabila perbedaan itu bisa berjalan berdampingan. Emansipasi perempuan bermuncul dari adanya perbedaan gender yang selalu menjadi bahasna menarik di tiap zaman. Adanya perbedaan sex antara laki-laki dan perempuan mempengaruhi pada pandangan seseorang terhadap emansipasi perempuan. Pemahaman terhadap emansipasi perempuan sudah berkembang sejak abad 16 melalui Gerakan-gerakan feminis di barat, kemudian berkembang di Indonesia pada abad 18 yang di prakarsai oleh RA Kartini yang menegakkan hak-hak perempuan atas pendidikan dan penolakan poligami. Ini menunjukan kesadaran akan kesetaraan gender masih dikatakan awam. Tidak lepas dari itu semua Gerakan-gerakan feminis sudah bayak berkembang, namun dalam aplikatif sehari-hari masih sering dijumpai bias gender. Melalui penelitaian ini berharap bisa menambah wawasan melalui percontohan setiap para pembawa agama besar yakni Isam dan Kristen. Melalui kisah bagaimana Nabi Muhammad berperilaku terhadap perempuan dan perilaku Yesus terhadap perempuan juga. Hal ini yang menjadi tujuan peneliti ini, agar pelaku emansipasi perempuan bukan dititikberatkan kepada perempuan, namun kepada lawan jenisnya yakni laki-laki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode deskriptif, dan comparative literatur (kajian Pustaka) dari sejarah masa para pembawa agama (Muhammad dan Yesus). Penggunaan metode ini dimaksudkan agar penelaahan Kembali tentang kisah-kisah para “pembawa agama” dalam perilaunya terhadap perempuan. Analisis sejarah juga menjadi dasar dalam pengangkatan Pustaka dokumen dalam kajian ini. Penelitian ini ingin menggambarkan secara jelas dan netral bagaimana siakap para “pembawa agama” daam menyikapi gejala sosial gender. Sangat menarik sekali hasil dari kajian kisah para “pembawa agama” dalam menyikapi perilaku terhadap perempuan. Dua-duanya sama sekali tidak ada sikap bias gender. Mereka memperlakukan wanita sama hal nya dengan laki-laki, tidak ada perbedaan status maupun sikap. Mungkin hanya saja yang membatasi adalah hal-hal yang bersifat dogma, seperti menjauhi zinah, pelecehan sexual, atau merendahkan kaum wanita. Pertemuan anatara mereka dengan perempuan justru melahirkan hikmah bahkan sampai pada pertaubatan, bukan fitnah yang muncul namun justru kebaikan mesti kita contoh. Kaum laki-laki tidak boleh merasa superioritas karena statusnya yang maskulin, strong dan berwibawa, perempuan juga bisa seperti itu. Memposisikan perempuan setara dengan kita, mempunyai hak yang sama dengan kita, itu akan lebih menguntungkan dari pada menindasnya. Secara tidak langsung laki-laki akan selalu membutuhkan perempuan

Actions (login required)

View Item