Puspitasari, Indah Eka (2023) Konsep Maslahah Said Ramadhan Al-Buthi dan Utilitarianisme Jhon Stuart Mill dalam mencapai keadilan. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
COVER (1).pdf Download (45kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK-1.pdf Download (97kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
DAFTAR ISI-1.pdf Download (83kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
BAB I-1 (1).pdf Download (304kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
BAB II-1.pdf Restricted to Registered users only Download (531kB) |
||
Text (BAB III)
BAB III-1.pdf Restricted to Registered users only Download (109kB) |
||
Text (BAB IV)
BAB IV-1.pdf Restricted to Registered users only Download (509kB) |
||
Text (BAB V)
BAB V-1.pdf Restricted to Registered users only Download (169kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA-1.pdf Restricted to Registered users only Download (167kB) |
Abstract
ABSTRAK skripsi ini berjudul “Konsep Maslahah Said Ramadhan Al-Buthi Dan Utilitarianisme Jhon Stuart Mill Dalam Mencapai Keadilan”. Latar belakang dari penyusunan skripsi ini adalah mengkonsepkan pemikiran berdasarkan pembahasan yang merupakan hasil dari penelitian komparatif, mengenai John struart Mill dan Said Ramadhan Al-bhuti dengan mengkaji pemikirannya. Kehidupan manusia dilengkapi tiga kebutuhan dasar yang tidak terpisahkan, yaitu kebutuhan material, spiritual, dan intelektual. Ketiga kebutuhan tersebut mutlak terpenuhi pada kadar yang telah ditentukan. Memenuhi kebutuhan fisik dengan menelantarkan keperluan spiritual akan melahirkan sosok yang kuat namun liar, seperti kuda liar yang akan menerjang ke kiri-kanan tanpa aturan. Sebaliknya, memenuhi kebutuhan spiritual dengan menelantarkan hajat material, juga melahirkan sosok yang saleh namun lemah. Kekuatan intelektual juga melahirkan kelicikan yang hanya membahayakan diri dan manusia di sekitarnya Pengertian yang diberikan John Stuart Mill (1806-1873) dalam pembaharuannya mengenai utilitarianisme merevisi utilitarianisme dan lebih menekankan utilitarianisme pada kualitas. Mill dalam pembaharuannya mengenai utilitarianisme pertama-tama menjabarkan konsep kebahagiaan. Ia juga mengkritik Bentham di mana menurutnya Bentham menyamakan kebahagiaan manusia dengan hewan karena Bentham melihat kebahagiaan hanya dengan angka (Mill 2001: 12-15). Pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan filsuf utilitarian terhadap aliran utilitarianisme, membawa pembaharuan lebih yang menekankan konsep dan indikator atas keadilan. Meski utilitarianisme mengalami berbagai pembaruan namun tetap saja, banyak kritik terhadap aliran tersebut. Standar manfaat yang digunakan oleh sarjana filsafat dan etika barat yang cenderung saling bertentangan antara satu dan lainnya, tak memiliki batasan yang jelas dan tegas. Sosiologi-nya Emile Durkeim (w. 1917), bahwa standar maslahat adalah ―nalar sosial‖ atau ‗urf atau adat. Jika menurut‗urf atau adat adalah baik maka itu maslahat. Begitu pun sebaliknya. Menurut Al-Buthi, dengan berdasarkan penelitian ilmiah urf jelas tak bisa dijadikan standar maslahat dan tidaknya. Sementara yang lain, menurut Al-Butuhi, menjadikan nilai kebahagiaan pribadi sebagai standarnya. Bagi mereka, yang penting menguntungkan dan membahagiakan (diri sendiri)—tanpa melihat dampak negatif dan positifnya—maka itu adalah maslahat.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Maslahah; Utilitarian; Keadilan; Filsasat |
Subjects: | Humanism Philosophy Humanism Philosophy > Utilitarianism Ethical Systems Ethical Systems > Consequentialism and Utilitarianism |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Aqidah Filsafat |
Depositing User: | Indah Eka Puspitasari |
Date Deposited: | 28 Jul 2023 02:42 |
Last Modified: | 28 Jul 2023 02:42 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/72677 |
Actions (login required)
View Item |