Konsep Ihya al-mawat menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria dan relevansinya dengan pendapat hanafiyyah

Naza, Muhammad (2023) Konsep Ihya al-mawat menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria dan relevansinya dengan pendapat hanafiyyah. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (402kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (392kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (509kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (857kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (317kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (310kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (538kB) | Request a copy

Abstract

Islam adalah ajaran publik yang harus memberikan rahmat kepada seluruh alam ini, diantaranya kepada tanah yang menjadi sumber penghidupan manusia. Sumber pangan tumbuh dan dikelola diatas tanah maka manusia harus menjaga tanah yang diberikan Allah untuk kebutuhan peribadahan. Masyarakat harus melakukan Ihya al-mawat sebaik mungkin dengan cara-cara yang adil. Begitu juga peran pemerintah sebagai pemangku kebijakan yang jelas sudah mempunyai kewajiban dalam menerapkan regulasi yang adil terkait Ihya al-mawat supaya masyarakat mendapatkan kesejahteraan. Masyarakat dan pemerintah mempunyai tanggung jawabnya untuk menerapkan konsep Ihya al-mawat di lingkungannya. Maka dari itu dalam melaksanakan pengelolaan tanah perlu ditinjau dari dua pandangan agar dalam penerapannya selaras dengan berdasarkan fungsi sosial sebagai umat Islam dan bangsa Indonesia. Diantaranya pandangan konsep Ihya al-mawat Perspektif Hanafiyyah dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria. Penelitian ini bertujuan antara lain;(1). Memahami Konsep Ihya al-mawat menurut Perspektif Hanafiyyah ;(2). Memahami Konsep Ihya al-mawat menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peranturan Dasar Pokok-pokok Agraria;(3) Mengetahui Relevansi Konsep Ihya al-mawat menurut Perspektif Hanafiyyah dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah (1) Naskah Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, (2) Dalil Al-Quran, Hadits Nabi Muhammad dan Pendapat-pendapat Ulama Hanafiyyah. Metode penelitian ini menggunakan Deskriptif Analisis. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan perbandingan (Komparatif). Teknik mengumpulkan data melalui Library Research (Kepustakaan) dengan mengkaji buku, jurnal, website dan majalah yang berkaitan dengan judul penelitian. Peneliti menyimpulkan; (1) Konsep Ihya al-mawat menurut Persepektif Hanafiyyah adalah Jaiz (boleh). Tujuan Ihya al-mawat adalah menghidupkan tanah mati yang tandus atau subur. Ulama hanafiyyah sepakat bahwa melakukan Ihya al-mawat tanpa izin pemilik adalah haram. Ihya al-mawat harus ada izin atau rekomendasi dari pemerintah. (2) Konsep Ihya al-mawat menurut UUPA adalah kewajiban bagi warga negara indonesia. UUPA mengatur pemberian hak-hak kepada warga negara dalam mengelola tanah dengan persyaratan dan ketentuan. Tujuan pengelolaan tanah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. (3) Relevansi dari dua konsep tersebut adalah dari Definisi, syarat kepemilikan , pengelolaan Batas Waktu.

Actions (login required)

View Item