Konsep qaḍā’ dan qadar pada kehidupan manusia dalam tafsir Ṣafwah al-Tafāssīr karya Muhammad Ali Al-Ṣabuni: Analisis penafsiran terhadap ayat-ayat Qaḍā’ dan Qadar dalam tafsir Ṣafwah Al-Al-Tafāssīr

Nurussama, Risma (2023) Konsep qaḍā’ dan qadar pada kehidupan manusia dalam tafsir Ṣafwah al-Tafāssīr karya Muhammad Ali Al-Ṣabuni: Analisis penafsiran terhadap ayat-ayat Qaḍā’ dan Qadar dalam tafsir Ṣafwah Al-Al-Tafāssīr. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (190kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (291kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (306kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (480kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (470kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (468kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (576kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (230kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (272kB) | Request a copy

Abstract

Perbincangan tentang filsafat Islam didominasi oleh persoalan Tuhan, Alam, dan Manusia. Tuhan merupakan Kausa pertama Tuhan adalah sebab yang menyebabkan adanya alam dan manusia. Diantara makhluk-Nyamanusia diciptakan unggul dengan akal rasional yang mampu membuat nya berkembang, rasio dapat membantu manusia menjawab segala persoalan dan tantangan zaman. Namun demikian akal dengan keterbatasannya sebagai makhluk tidak sepenuhnya dapat menjawab segala persoalan seperti persoalan terkait metafisika. Menurut sejarah islam, persoalan-persoalan filosofis muncul pada pertengahan abad pertama hijriah, yakni terkait “keterpaksaan dan kehendak bebas”. Hingga saat ini, persoalan terkait tetap eksis diperbincangkan dalam kehidupan manusia. Pokok permasalahan bertumpu pada pembahasan takdir. Setiap muslim wajib mengimani takdir, untuk dapat mengimani manusia perlu memahami konsep takdir tersebut. Takdir sebagai tanda kekuasaan Tuhan hanya dapat dipelajari dengan kalam dan khabar-Nya berupa Al-Quran dan Hadits. Pemahaman makna takdir dalam Al-Quran akan tercapai melalui analisis terhadap ayat-ayat tentang ianya. Berangkat dari permasalahan berikut, penulis bertekad untuk mengkaji konsep Qaḍā’ dan qadar pada kehidupan manusia. Kajian ini terfokus pada penafsiran Muhammad Ali Al-Ṣabuni terhadap ayat-ayat Qaḍā’ dan qadar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penafsiran terhadap ayat-ayat Qaḍā’ dan Qadar dalam Tafsir Ṣafwah Al-Tafāssīr ̄Al-Tafāssīr. Metode penelitian yang digunakan ialah analisis deskriftif, jenis penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data (Library research). Sumber primer dalam penelitian ini ialah ayat-ayat Al-Quran tentang takdir dalam pada kitab tafsir Ṣafwah Al-Al-Tafāssīr ̄.Sedangkan sumber sekuder yang digunakan berdasarkan buku-buku, jurnal. artikel dan karya tulis ilmiah yang berhubungan dengan takdir. Setelah dilakakukan penelitian, ditemukan bahwa dalam memaknai Qaḍā’ dan Qadar M. Ali Al-Shabuni sejalan dengan pemahaman Asy’ariyyah tentang takdir. Ia menganggap bahwa qadha merupakan kehendak serta kuasa Allah yang mutlak, namun demikian tidak berangggapan bahwa takdir ialah batasan kebebasan manusia. Takdir dan kasb saling berkaitan. Meskipun Allah telah menetapkan takdir, kasb adalah cara Allah mewujudkannya melalui tindakan manusia. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih tindakan mereka, dan tindakan tersebut merupakan bagian dari realisasi takdir Allah. Allah Maha Mengetahui apa yang akan manusia lakukan (takdir), tetapi ini tidak membatasi kebebasan manusia untuk bertindak sesuai dengan kehendak mereka. Manusia bertanggung jawab atas tindakan mereka dan akan dihukum atau diberi pahala berdasarkan perbuatan mereka di akhirat

Actions (login required)

View Item