Ahmad, Munawwir (2023) Peran jenderal A.H Nasution dalam mewujudkan konsep Dwifungsi ABRI 1958-1971. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (49kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (129kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (44kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (193kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (258kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (402kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (31kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (28kB) | Request a copy |
Abstract
Peran Jenderal A.H Nasution dalam mewujudkan Dwifungsi merupakan sebuah usaha panjang, untuk melegalkan keterlibatan militer dalam peranan sosial-politik di Indonesia. Perjuangan militer yang panjang dalam mempertahankan negara, membuat militer merasa perlu berpartisipasi melalui Konsep Dwifungsi ABRI. Nasution sebagai tokoh kunci telah membawa tentara pada gelanggang politik, dimana militer berperan sebagai stabilisator dan dinamisator, yang sudah memberikan bukti nyata dilihat dari sejarah perjuangannya. Berdasarkan uraian diatas terdapat rumusan masalah sebagai berikut: Pertama Bagaimana latar belakang konsep dwifungsi ABRI Jenderal Nasution? Kedua Bagaimana Peran Jenderal A.H Nasution dalam mewujudkan konsep dwifungsi ABRI. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui latar belakang dan peranan Jenderal A.H Nasution dalam mewujudkan gagasan dwifungsi ABRI. Penelitian ini menggunakan tahapan, yaitu pertama tahapan heuristik dimana penulis menghimpun sumber-sumber data diantaranya melalui bukukarya- karya Jenderal A.H Nasution dan buku-buku lainnya yang membahas mengenai dwifungsi ABRI. kedua tahapan kritik merupakan pengelolaan data dari hasil penelitian atau cara yang bertujuan untuk memperoleh data yang valid tentang konsep dwifungsi ABRI Jenderal Nasution. selanjutnya penulis menggunakan tahapan interpretasi di mana Data diproses untuk memantapkan makna atau memberi penafsiran dengan cara menghubungkan fakta yang diperoleh kemudian tahapan terakhir adalah historiografi yang merupakan tahapan rekonstruksi dan penulis dari hasil penelitian yang sesuai dengan penelusuran objek kajian peran Jenderal a h Nasution dalam mewujudkan konsep dwifungsi ABRI. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran Nasution dalam mewujudkan konsep dwifungsi ABRI telah berhasil membawa militer ke gelanggang politik. adapun peranan yang pertama adalah gagasan kembalinya ke undang-undang 45 Yang kemudian berhasil dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, pada perkembangan berikutnya Nasution banyak mengkritik. Penyelewengan orde lama setelah terjadinya G30S PKI yang kemudian menghantarkan Nasution sebagai ketua MPRS bersama-sama dengan angkatan 66 mempelopori Orde Baru dengan menaikan Soeharto ketampuk kekuasaan sebagai p. j presiden. Tahun 1971. Setelah menjabat 5 Tahun sebagai Ketua MPRS Nasution mengakhiri karirnya di dunia pemerintahan dengan meninggalkan konsep Dwifungsi ABRI yang kemudian dimanfaatkan oleh orde baru.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | A.H Nasution; Dwifungsi ABRI |
Subjects: | Church History in Asia > Church History in Indonesia Political Process |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam |
Depositing User: | Munawwir Ahmad |
Date Deposited: | 18 Oct 2023 02:18 |
Last Modified: | 18 Oct 2023 02:18 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/79295 |
Actions (login required)
View Item |