Pendapat Abu Hanifah dan Malik tentang jual beli Anjing

Kurniawan, Kurniawan (2009) Pendapat Abu Hanifah dan Malik tentang jual beli Anjing. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (218kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (530kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (302kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (9MB)
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (307kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (345kB)

Abstract

Jual beli merupakan bentuk mu’amalah atau salah satu perdagangan yang sangat dianjurkan syar’i dan jelas kehalalannya, asalkan tidak mengarah ke hal yang berbau riba. Rukun dan syarat dalam jual beli haruslah dapat menjadikan sandaran terciptanya proses jual beli yang sah. Syarat sah jual beli yang dianjurkan berasal dari dzat yang suci, adapun benda atau barang najis, salah satunya adalah hewan anjing disini terdapat perbedaan 1st inbath al-Ahkam dalam penentuan hukum. Imam Abu Hanifah mengambil hukum mubah (boleh) pada semua aneka jenis anjing untuk diperjualbelikan, sedangkan Imam Malik menghukumi makruh serta menggolongkan jenis anjing tertentu (mendapat izin syar’i) yang bisa diambil untuk dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan unutk menganalisi tiga hal yaitu: Pertama, pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Malik tentang jual beli anjing. Kedua, metode Istinbah al-Ahkam yang digunakan Imam Abu Hanifah dan Imam Malik dalam menentukan hukum jual beli anjing. Ketiga, persamaan dan perbedaan konsep ijtihad Imam Abu Hanifah dan Imam Malik tentang jual beli anjing. Pengambilan dalil dalam berijtihad merupakan hal yang mendasar, sehingga menimbulkan perbedaan kesimpulan, yang diambil oleh Imam Abu Hanifah dan Imam Malik tentang hukum jual beli anjing. Hal ini dikarenakan dua konsep ijtihad yang berbeda penafsiran dalam Istinbath al-Ahkam yang dikutip dari hadits-hadits yang berkaitan dengan jual beli anjing. Metode penel;itian ini menggunakan metode kualitatif, dengan tekhnik studi kepustakaan (book survey). Sumber data utama [primer) yang digunakan dari karya Imam Abu Hanifah yaitu Bada 'i al-Sha 'nai juz V dan karya Imam Malik yaitu al-Muwaththa. Sedangkan data-data sekundernya adalah kitab dan buku-buku lain yang berhubungan dengan masalah tersebut. Dari sumber-sumber itu, data dikumpulkan dengan menggunkan tekhnik analisis data, kemudian data yang sudah dibandingkan dan ditarik kesimpulan. Hasil pembahasan menunjukkan, Pertama, Imam Abu Hanifah berpendapat boleh (mubah) dalam jual beli aneka anjing, sedangkan Imam Malik menghukumi makruh serta mengklasifikasikan jenis anjing yang diperbolehkan untuk diperjual belikan. Kedua, metode Istinbath al-Ahkam yang digunakan oleh Imam Abu Hanifah dalam menentukan hukum jual beli anjing memakai konsep istihsan atas istidlal hadis, sedangkan Imam Malik memakai konsep al-istislah dalam istidlal hadis yang sama. Alasan Abu Hanifah karena anjing suci dzatnya dan bermanfaat, sedangkan Imam Malik membagi jenis anjing yang diperbolehkan sesuai shiqat istisna' pada dua teks hadits yang diriwayatkan oleh Abi Hurrairah serta hadits Ibnu Umam. Ketiga, persamaan dan perbedaan pengambilan metode ijtihad dan istinbath al-ahkam berbeda tetapi merujuk pada istidlal hadis yang sama.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: pendapat;abu hanifah;jual;beli;anjing
Subjects: Law
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum
Depositing User: PKL6 SMKN 11 GARUT
Date Deposited: 10 Oct 2023 03:40
Last Modified: 10 Oct 2023 03:40
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/79972

Actions (login required)

View Item View Item