Suryatiningsih, Widi (2008) Konsep kepribadian perspektif psikoanalisis klasik dan tasawuf akhlaqi. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
cover.pdf Download (71kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
abstrak.pdf Download (84kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
BAB I.pdf Download (257kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (335kB) |
||
Text (BAB III)
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (379kB) |
||
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (106kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
daftar_pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (77kB) |
Abstract
Disebutkan dalam Psikoanalisis Klasik yang dikemukakan oleh Sigmund Freud bahwa kepribadian manusia terdiri dari tiga unsur, yakni id, ego dan superego. Disebutkan oleh tokoh tasawuf Akhlaki yang memberikan sebuah tulisan tentang manusia bahwa ada tiga nafs dalam diri manusia, yakni nafs al-ammaarah bi al-suu', nafs al-lawwaamah dan nafs al-muthmainnah sungguh sangat senada. Psikoanalisis Klasik yang dibawa oleh Freud lahir 8 abad setelah sang hujjatul Islam Al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya '˜Ulum al-din. Namun demikian mengapa konsep Freud yang lebih dominan digunakan dalam konsep yang berkenaan dengan dunia psikologi? Inilah yang melatarbelakangi penulis mengangkat judul "Konsep Kepribadian Perspektif Psikoanalisis Klasik dan Tasawuf Akhlaqi." Adapun pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini adalah, tentang konsep kepribadian perspektif Psikoanalisis Klasik, konsep Kepribadian perspektif tasawuf akhlaqi dan bagaimana persamaan dan perbedaan kedua konsep tersebut. Penelitian ini untuk mengetahui konsep kepribadian dalam pandangan Psikoanalisis Klasik dan Tasawuf Akhlaqi. Penelitian ini bertolak dari sebuah pemikiran bahwa kepribadian yaitu keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifat-sifat, kebiasaan, kecakapan, bentuk tubuh serta unsur-unsur psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan diri dalam kehidupan seseorang. Psikoanalisis klasik yang diprakarsai oleh Sigmund Freud menjelaskan ada 3 subsistem dalam kepribadian manusia yakni: Id, Ego, Superego. Tasawuf Akhlaqi yang salah satu tokohnya adalah Al-Ghazali berpendapat dengan mengutip penjelasan dalam Al-Qur'an, ada 3 komponen nafs manusia yakni: nafs al-ammaarah bi al-suu', nafs al-lawwaamah dan nafs al-muthmainnah. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis isi (content analysis) dengan mempelajari dan menganalisis buku psikologi dan tasawuf sebagai data primer dilengkapi dengan sumber-sumber data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan. Pada akhirnya dalam mengolah data ditempuh langkah-langkah antara lain: unitisasi, kategorisasi dan penafsiran data. Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa Konsep Freud dan Al-Ghazali dibalik memiliki kesamaan, keduanya juga memiliki perbedaan. Dari 3 komponen yang diungkapkan masing-masing perpektif, kepribadian ammaarah bi al-suu' senada dengan id, kepribadian lawwaamah senada dengan superego dan kepribadian muthmainnah senada dengan ego. Namun demikian ada perbedaan yang paling mencolok, yakni prinsip dasar pendorong manusia melakukan aktivitas. Menurut Freud segala aktivitas manusia banyak dipengaruhi oleh libido yang sangat menitikberatkan pada birahi. Sedangkan konsep yang diketengahkan oleh al-ghazali tidak demikian. Justru manusia secara fitrahnya memiliki kepribadian muthmainnah.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tasawuf Akhlaqi; Kepribadian; Psikoanalisis Klasik; |
Subjects: | Islam |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi |
Depositing User: | Users 30 not found. |
Date Deposited: | 08 Mar 2016 02:20 |
Last Modified: | 21 Jan 2020 02:00 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/800 |
Actions (login required)
View Item |