Perkawinan wanita Hamil Zina Dengan Pria Yang Bukan Menghamilinya Menurut Imam Malik Dan Imam Syafl’i

aziz, Abdul (2004) Perkawinan wanita Hamil Zina Dengan Pria Yang Bukan Menghamilinya Menurut Imam Malik Dan Imam Syafl’i. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (303kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (578kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (438kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (9MB)
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (460kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (627kB)

Abstract

emikahan merupakan peraturan Allah yang diakui kebaikannya oleh segenap manusia yang berkesopanan, sedangkan perzinahan merupakan salah satu bentuk penyimpangan pergaulan antara laki-laki dan perempuan, juga merupakan perbuatan yang sangat keji yang dengan jelas dan tegas dilarang oleh ajaran Islam serta mempunyai akibat hukum bagi para pelakunya. Di antara akibatnya adalah munculnya wanita-wanita hamil tanpa suami atau bayi-bayi yang lahir tanpa ayah.Maka pernikahan wanita hamil karena zina menimbulkan teijadinya perdebatan pendapat dikalangan ulama fuqaha. Persoalan manikahi wanita hamil zina termasuk pada salah satu ketentuan yang tercantum dalam Kompilasi Hukum Islam di Indonesia pasal 53 ayat (1).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat, alasan, dan istinbath al-Ahkam yang digunakan Imam Malik dan Imam Syafi’ i dalam menetapkan hukum pemikahan wanita hamil zina dengan pria yang bukan menghamilinya. Penelitian ini bertitik tolak pada pemikiran, bahwa pemikahan itu haruslah sejalan dengan Maqoshid al-Syari’at yaitu untuk memelihara agama, memelihara akal, memelihara jiwa, memelihara keturunan, dan memelihara harta, tetapi terkadang tujuan pemikahan itu tidak terlaksaa misalnya kedua sepasang pria da wanita berbuat zina terlebih dahulu maka perbuatan tersebut akan membawa efek kepada hokum pemikahan. Sah atau tidaknya pemikahan yang disebabkan zina itu hams didasarkan pada nash dan metode istinbath al-Ahkam yang digunakan. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis isi terhadap kitab-kitab yang berhubungan dengan masalah yang ditelliti, seperti “al-Muwattha” karangan Imam Malik dan “al-Umm” karangan Imam Syafi;i yang membahas tentang penikahan wanita hamil zina serta buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data yang ditemukan menunjukan bahwa Imam Malik dalam menetapkan masalah pemikahan wanita hamil zina dengan pria yang bukan menghamilinya, berpendapat bahwa mereka tidak sah melaksanakan pemikahan, dan beliau beralasan bahwa wanita yang hamil karena zina memiliki masa iddah dan dikhawatirkan teijadinya percampuran sperma. Istinbath al-Ahkam yang digunakan adalah istidlal mengambil langsung dari dalil-dalil yang ada); al-Qur’an an-Nur ayat 3 dan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud. Adapun Imam Syafi’i, berpendapat bahwa pemikahan tersebut hukum nya sah. Dengan alasan wanita yang hamil zina tidak memiliki masa iddah dan tidak mungkin teijadi percampuran sperma antara pria yang menzinahinya dengan pria yang menikahinya secara sah. Istinbath al-Ahkam yng digunakan dengan metode istidlal yaitu mengambil langsung dari dalil-dalil al-Qur’an surat an-Nur ayat 32 dan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Wanita; Pria; Imam
Subjects: Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Perbandingan Hukum Pengadilan Islam dengan Hukum Lain
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum
Depositing User: PKL6 SMKN 11 GARUT
Date Deposited: 17 Oct 2023 01:54
Last Modified: 17 Oct 2023 01:54
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/80211

Actions (login required)

View Item View Item