Pendapat ulama malikiyah dan Syafi Iyah tentang Khifadh

Samsudin, Didin (2006) Pendapat ulama malikiyah dan Syafi Iyah tentang Khifadh. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (291kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (601kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (435kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (4MB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB)
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB)
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (647kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (680kB)

Abstract

TENTANG KHIFADH. khitan merupakan hal yang sangat fitrah bagi manusia. Sebagai mahluk hidup yang membutuhkan kebersihan jasmani, maka setiap manusia setidaknya memiliki keinginan untuk melaksanakan khitan. Namun demikian, manusia mempunyai pandangan yang berbeda-beda tentang khitan laki-Iaki maupun perempuan. Oleh karena itu, ada yang beranggapan bahwa khitan itu hukumnya wajib maupun fitrah (sunnah) bagi laki- Iaki maupun perempuan. Tetapi masih ada orang yang beranggapan bahwa khitan itu merupakan suatu perbuatan yang dipandang baik serta tidak diwajibkan oleh agama. Tujuan penelitian ini, adalah untuk mengetahui dan membandingkan pendapat kedua pemikiran ulama madzhab tersebut tentang khifadh, dan disamping itu untuk menjelaskan hubungan antara pengambilan sumber hukum dan penggunaan metode istinbat al-ahkam pendapat mereka tentang khifadh. Penelitian ini, bertolak dari pemikiran bahwa sumber hukum adalah ayat al- Qur’an dan Hadits. Untuk memahami kandungan hukum dari kedua sumber tersebut dilakukan dengan berbagai metode istinbat al-ahkam, dan dikalangan ulama dikenal beberapa metode antara lain qiyas, istihsan, Istishhab, istislah atau maslih al-mursa/ah,‘urf dan istidlal yang dimiliki karakter masing-masing.Penelitian ini, dilakukan dengan metode conten analisis atau analisis isi kitab fiqh karya ulama Malikiyah dan ulama Syafi’iyah. Adapun kitab fiqh Malikiyah diantaranya Syarh az-Zarqani dan Aujaz al-Masalik ila Muwaththa’ Malik. Kitab fiqh Syafi’iyah diantaranya Mughni al-Mukhtaj, al-Muhadzhab ft fiqh al-Imam Syafi al-Majmu Syarh al-Muhadzab, dan HasyiyahI'anatuth Thalibin. Analisis dilakukan dengan membandingkan persamaan dan perbedaan serta men-tarjih atau mengambil hukum yang paling kuat tentang khifadh dihubungkan dengan metode istinbat al-ahkam yang digunakan.Data yang ditemukan menunjukan bahwa kedua ulama madazhab tersebut menggunakan metode istidlal yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Adapun perbedaannya,ulama Malikiyah menyamakan khifadh dengan memotong kumis dan memotong kuku sedangkan ulama Syafi’iyah menyamakan khifadh dengan kewajiban mandi karena jima,dan pendapat yang paling kuat diantara ulama Malikiyah dan ulama Syafi'iyah tentang khifadh tersebut, temyata ulama Malikiyah yang paling kuat karena dalam segi matan hadits yang digunakan oleh ulama Malikiyah mempunyai arti hakikat sehingga tidak perlu penjelasan lagi daripada matan hadits yang digunakan oleh ulama Syafi'iyah yang mempunyai arti majazi dalam artian memerlukan penjelasan dari hadits yang lain. Jadi khifadh itu hukumnya sunnah dan bukan wajib.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perbedaan pemahaman lafadz dan penggunaan metode istinbat al-ahkam merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pemikiran kedua Madzhab tersebut. Hal itu akan berlangsung dalam jangka yang panjang, karena kedua aliran tersebut pengaruhnya begitu besar dikalangan ulama, termasuk dikalangan para ulama Indonesia sampai saat ini.

Actions (login required)

View Item