Fasakh karena suami tidak mampu memberi nafkah menurut pendapat Imam Syafi'i dan Imam Abu Hanifah

Nurhayati, Enung (2002) Fasakh karena suami tidak mampu memberi nafkah menurut pendapat Imam Syafi'i dan Imam Abu Hanifah. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (227kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (594kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (464kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (6MB)
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (15MB)
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (561kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (755kB)

Abstract

Diantara Imam Syafi’i dan Imam Abu Hanifah terdapat perbedaan pendapat mengenai fasakh karena suami tidak mampu memberi nafkah kepada istrinya. Hal ini berhubungan dengan dasar hukum dan metode istimbath al-ahkam yang digunakan oleh mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat Imam Syafi’i dan Imam Abu Hanifah tentang fasakh karena suami tidak mampu memberi nafkah, serta untuk mengetahui dasar hukum dan metode istimbath al-ahkam yang digunakan oleh Imam Syafi’i dan Imam Abu Hanifah dalam menetapkan fasakh karena suami tidak mampu memberi nafkah. Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa sumber hukum itu adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Untuk memahami kandungan hukum dari kedua sumber itu dilakukan dengan berbagai metode istimbath al-ahkam. Dikalangan ulama dikenal beberapa metode, antara lain istihsan, qiyas, dan ‘urf, yang memiliki karakteristik masing-masing. Keragaman metode itu melahirkan keragaman pendapat mengenai penetapan hukum, sebagai konsekwensi hasil dari cara kerja metode tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analisysis) terhadap kitab-kitab hasil karya Imam Syafi’i, dan kitab-kitab hasil karya murid-murid Abu Hanifah, karena Abu Hanifah sendiri tidak menyusun kitab. Kitab yang ditelaah antara lain Al-Umm, Al-Mabsuth dan Syarah Fath al-Qadir. Serta kitab-kitab yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti diantaranya yaitu,, Bidayat a/ Mujtahid, Fiqh ala Madzahib al-Arba 'ah, Kifayatul Akhyar, Shahih Muslim dan Shahih Bukhari. Analisis dilakukan dengan mengemukakan pendapat Imam Syafi’i dan Imam Abu Hanifah yang dihubungkan dengan metode istimbath al-ahkam yang digunakan oleh mereka. Data yang ditemukan menunjukan bahwa Imam Syafi’i mambolehkan fasakh yang disebabkan suami tidak mampu memberi nafkah, itu didasarkan pada firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 231, dan Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah serta Atsar umar bin Khathab. Sedangkan Imam Abu Hanifah tidak membolehkan fasakh yang disebabkan suami tidak mampu memberi nafkah. Hal ini didasarkan secara dhahir nash al-Qur’an surat at-Thalaq ayat 7 dan surat al-Baqarah ayat 280 serta hadits Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Perbedaan pendapat mereka disebabkan karena perbedaan penggunaan ayat al-Quran dan hadits, serta dalam menggunakan istihsan, qiyas, dan ‘urf. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perbedaan penggunaan ayat al-Qur’an dan al-hadits dan penggunaan metode istimbath al-ahkam merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pendapat kedua aliran pemikiran itu mengenai boleh atau tidaknya fasakh dikarenakan suami tidak mampu memberi nafkah.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Fasakh; Nafkah; Imam Syafi'i; Imam Abu Hanifah
Subjects: Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum
Depositing User: ADMIN PKL
Date Deposited: 20 Oct 2023 08:46
Last Modified: 11 Jan 2024 02:50
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/80367

Actions (login required)

View Item View Item