Istiqoamah, Istiqomah (2006) Suami pengidap Seks Sadisme dalam Undang Undang KDRT Nomor:23 Tahun 2004 sebagai alasan terjadinya perceraian menurut PP Nomor:9 Tahun 1975 Pasal 19. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (255kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (594kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (348kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (3MB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (8MB) |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (569kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (591kB) |
Abstract
Salah satu alasan putusnya perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 adalah dengan adanya perceraian. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan dengan alasan-alasan sebagaimana yang diatur dalam PP Nomor 9 Tahun 1975 tentang alasan perceraian. Scks sadisme merupakan keiainan seksual yang dapat berakibat hancurnya sebuah keluarga, karena biasanva, pengidap seks sadisme tidak memperhatikan kepuasan pasangannya atau memperhatikan kepuasann pasangannya tetapi dilakukan dengan cara kekerasan atau pengaiayaan. Seks sadisme secara umum dibagi atas dua bagian, yaitu keiainan seksual yang tidak menimbulkan kekerasan dan keiainan seksual yang dapat menimbulkan kekerasan, baik kekerasan fisik atau fisikis bagi pasangannya bahkan lebih jauh dapat berakibat pada penelantaran keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan terjadinya perceraian menurut PP Nomor 9 Tahun 1975 Pasal 19 dan seks sadisme menurut UU-KDRT Nomor 23 Tahun 2004 sebagai alasan terjadinya perceraian. Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa alasan perceraian menurut PP Nomor 9 Tahun 1975 Pasal 19 poin d dan e, disebabkan karena salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan dan atau mendapat cacat atau penyakit. Seks sadisme merupakan penyakit psikologis seseorang untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan cara-cara kekerasan atau tidak melakukan hubungan seksual sama sekali, hanya dengan melihat, meraba dan lain sebagainya.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode content analysis yang diarahkan untuk mendapatkan gambaran subyektif dan untuk dianalisa kebenarannya, dengan cara library reseach (penelitian kepustakaan), berdasarkan hal ini maka penelitian ini dikategorikan kepada jenis penelitian dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Data yang ditemukan menunjukan bahwa kekerasan dalam rumah tangga menurut UU-KDRT Nomor 23 Tahun 2004, yaitu apabila menimbulkan kekerasan fisik, kekerasan fisikis, kekerasan seksual dan penelantaran keluarga. Seks sadisme dapat dikategorikan sebagai tindakan kekerasan dalam rumah tangga apabila pengidapnya melakukan hubungan seksual dengan cara-cara kekerasan atau pengaiayaan. Menurut PP Nomor 9 Tahun 1975 poin d dan e menyebutkan bahwa, perceraian dapat dilakukan dengan alasan kekejaman atau penganiayaan dan atau salah satu pihak mendapat cacat atau penyakit yang berakibat tidak dapat menjalankan kewajibannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, seks sadisme dapat dijadikan sebagai alasan perceraian apabila seks sadisme itu dapat menimbulkan kekejaman atau penganiayaan atau dianggap sebagai penyakit yang berakibat tidak dapat menjalankannya kewajiban sebagai mana mestinya, dan keiainan seksual itu ada setelah berjaiannya ikatan perkawinan atau sebelum adanya ikatan perkawinan tanpa adanya ikatan perjanjian antara kedua mempelai.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | suami;KDRT;perceraian |
Subjects: | Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum |
Depositing User: | ADMIN PKL |
Date Deposited: | 19 Oct 2023 02:11 |
Last Modified: | 19 Oct 2023 02:11 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/80389 |
Actions (login required)
View Item |