Hibah 'umra Menurut Imam Malik Dan Imam Syafi’i

Hilman, Ucu (2007) Hibah 'umra Menurut Imam Malik Dan Imam Syafi’i. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text
1_cover.pdf

Download (270kB) | Preview
[img]
Preview
Text
2_abstrak.pdf

Download (563kB) | Preview
[img]
Preview
Text
3_daftarisi.pdf

Download (356kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4_bab1.pdf

Download (5MB) | Preview
[img] Text
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)
[img] Text
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)
[img] Text
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
9_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (824kB)

Abstract

Proses penghibalian erat sekali dengan pengalihan benda dari pemberi ke penerima, dan inilah yang dinamakan perilaku ber-mu'amalah. Hal ini dilakukan secara sukarela dan ketika keduanya masih hidup. Hibah itu bermacam-macam, salah satunya adalah hibah ‘umra (seumur hidup). Dalam menanggapi hibah ini antara Imam Malik dan Imam Syafi'i yang statusnya sebagai guru dan murid temyata berbeda pendapat. Menurut Imam Malik, barang tersebut bisa kembali kepada si pemberi, jika tidak ada klausul tambahan. Namun, jika ada klausul tambahan berupa perkataan “ia bagimu dan bagi keturunanmu”, maka harta hibah tersebut pun kembali kepada si pemberi jika hubugan keturunannya sudah terputus. Sedangkan menurut Imam Syafi'i, barang hibah tersebut menjadi milik si penerima dan menjadi harta pusaka (turun temurun). Imam Syafi’i menyebut hibah ini adalah hibah mabtutah (hibah lir riqbah), yakni hibah yang terdapat adanya persyaratan dari yang memberi dan saling mengintai (siapa yang yang lebih dahulu meninggal, maka yang masih hidup itulah yang mendapatkan harta tersebut). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui serta membandingkan pendapat/alasan-alasan yang digunakan oleh Imam Malik dan Imam Syafi'i tentang hibah ‘umra, berikut dasar hukum dan metode istinbath al-ahkdm yang digunakan serta untuk mengetahui persamaan dan perbedaan an tar keduanya. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis isi (content analysis), yakni meneliti kitab-kitab pokok bagi Imam Malik diantaranya al-Muwaththa' dan al- Mudawwanah al-Kubra dan kitab pokok bagi Imam Syafi'i diataranya al-Umm dan al-Risalah. Analisis dilakukan dengan pendekatan komparatif, yakni dengan membandingkan persamaan dan perbedaan dihubungkan dengan metode istinbath al-ahkdm yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Imam Malik menggunakan hadits yang diperkuat oleh qaul-nya dengan ijma (ahli Madinah), sedangkan Imam Syafi'i menggunakan hadits dengan ijma (ahli semua kota) serta qiyas. Hal ini juga menunjukkan bahwa adanya kesamaan dari kedua Imam dalam pengambilan dasar hukum. Imam Malik mengambil hadits disertai qaul-nya yang lebih spesifik dengan adanya klausul dengan kata-kata "bagimu dan keturunanmu". Yang paling mengesankan, bahwa Imam Syafi'i mengambil hadits dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik, namun pada hadits berikutnya Imam Syafi'i tidak menjadikannya sebagai hujjah. Imam Syafi'i berargumen untuk hibah umra itu menganalogikan kepada jual beli budak yang dipersyaratkan oleh penjual, jual beli tersebut menggugurkan syaratnya. Maka hibah umrapun demikian syaratnya gugur dan hibahnya sah. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa bahwa perbedaan pendapat ini diakibatkan oleh sudut pandang, dasar hukum, serta metode istinbath al-ahkdm yang digunakan oleh Imam Malik dan Imam Syafi'i. Sekalipun terdapatnya perbedaan, tetapi masih terdapat persamaan yang saling keterkaitan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Subjects: Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum
Depositing User: ADMIN PKL
Date Deposited: 27 Oct 2023 06:14
Last Modified: 27 Oct 2023 06:14
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/80717

Actions (login required)

View Item View Item