Pelaksanaan jual beli padi antara petani dengan tengkulak karena keterikatan Akad utang piutang di Desa Nanggala Mekar, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur

Nurbaeti, Deti (2008) Pelaksanaan jual beli padi antara petani dengan tengkulak karena keterikatan Akad utang piutang di Desa Nanggala Mekar, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text 1_cover.pdf Download (203kB) | Preview
Preview	Text 2_abstrak.pdf Download (578kB) | Preview
Preview	Text 3_daftarisi.pdf Download (342kB) | Preview
Preview	Text 4_bab1.pdf Download (5MB) | Preview
	Text 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (9MB)
	Text 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB)
	Text 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (460kB)
	Text 8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (472kB)

Abstract

Para petani padi meminjam uang kepada tengkulak, cara pembayarannya adalah dengan menjual padi kepada tengkulak, tetapi para tengkulak menetapkan harga berbeda dengan harga dipasaran. Petani tidak boleh menjual padinya kepada orang lain karena terikat oleh perjanjian. Tengkulak mengambil keuntungan dari harga yang berbeda dengan padi di pasaran, sedangkan petani harus membayar pokok utang berikut potongan harga padi oleh tengkulak. Dengan latar belakang masalah di atas diajukan tiga pertanyaan, yaitu: (1) Bagaimana faktor faktor yang menyebabkan terjadinya jual beli padi karena keterikatan utang piutang; (2) Maslahat dan mafsadat pelaksanaan jual beli padi yang dilakukan oleh para petani dengan para tengkulak; (3) Bagaimana kedudukan hukum jual beli padi karena keterikan utang piutang antara petani dengan tengkulak. Peneiitian ini bertujuan untuk menjawab tiga pertanyaan tersebut. Jual beli harus dilakukan dengan saling merelakan, dengan memenuhi rukun dan syarat-syaratnya dengan benar. Syarat akad jual beli adalah ijab kabul secara lisan dan tulisan. Jual beli hukum asalnya boleh yang terpenting tidak boleh ada unsur gharar dan barang yangdijual harus suci dan halal. Sama halnya dengan utang piutang, hukumnya boleh dan pembayarannya bisa kor.tan atau angsur, sedangkan mencari uang untuk membayamya bisa dengan cara menjual barang yang hasilnya dibayarkan, atau dengan barang dibayamya, yang terpenting kedua belah pihak setuju. Dalam hal jual beli yang disertai dengan akad yang dibedakan dengan syarat penjualan tidak menghalalkan yang haram. Peneiitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, sumber data primemya para petani dan para tengkulak, disamping data sekunder yang berupa kepustakaan. Peneiitian ini menggunakan tekhnik observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Selanjutnya data dianalisis dengan mengklasifikasikan data yang terkumpul sesuai dengan tujuan peneiitian, yang pada akhimya menghasilkan kesimpulan dari peneiitian ini. Mekanisme akad utang piutang dilakukan secara lisan dan tulisan, yaitu pihak petani dan tengkulak. Kedua belah pihak melakukan kesepakatan dalam utang piutang, permodalan yang pembayarannya dilakukan dengan cara menjual padi yang telah ditentukan oleh tengkulak. Maslahat dan mafsadat jual beli padi bagi petani adalah dapat menanami sawahnya dengan pinjaman modal dari tengkulak, sedangkan manfaat bagi tengkulak adalah mendapatkan hasil padi tanpa harus mencari ketempat lain. Mafsadatnya bagi penjual apabila tidak mengetahui perkembangan harga padi, akan mengalami kerugian, sebaliknya juga biia harga padi turun, maka utangnya tidak akan terbayar. Kedudukan jual beli tersebut hukumnya sah dan boleh karena sesuai dengan akad, maka dilakukan sesuai dengan rukun dan syaratnya, apalagi telah berlaku secara tradisional, adatnya termasuk adat shahih. Para petani dan tengkulak hampir sama dengan melakukan salam (inden), hanya bentuknya utang piutang, sehingga jika petani gagal panen hutang tetap harus dibayar, hanya waktunya dapat diperpanjang.

Actions (login required)

View Item