Nurjannah, Siti (2023) Qadzaf dalam perspektif Al-Quran dan implikasi terhadap diskriminasi perempuan. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_Cover.pdf Download (203kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_Abstrak.pdf Download (363kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_DAFTAR ISI.pdf Download (196kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_BAB I.pdf Download (713kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (725kB) |
||
Text (BAB III)
6_BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (875kB) |
||
Text (BAB IV)
7_BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (447kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (326kB) |
Abstract
Tindakan memalukan yang dialami perempuan sering kali dilegitimasi oleh Al-Quran. Al-Qur’an seringkali diuraikan dengan kecenderungan orientasi. Maka penelitian mengenai hal ini harus diselesaikan kembali untuk menemukan jawaban atas permasalahan tersebut sesuai Al-Qur’an dan ruh yang terkandung di dalamnya. Hal ini juga menunjukkan manfaat keseragaman orientasi dalam Al-Qur’an yang merupakan ungkapan Allah SWT. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui penafsiran qadzaf dari tafsir Al-munir, Ibnu Katsir dan tafsir Al-misbah serta jaminan Qadzaf yang mempunyai saran bagi wanita yang menjadi korban. Metode yang digunakan ini menggunakan metode deskriptif dengan studi kepustakaan. Sementara itu, strategi yang digunakan adalah strategi yang jelas melalui metode pengumpulan informasi dokumentasi. Pemeriksaan informasi diselesaikan dengan melibatkan strategi penyelidikan yang menjelaskan untuk menemukan percabangan hipotetis dan fungsional sehubungan dengan Qadzaf dalam sudut pandang Al-Qur’an sebagai perangkat logis. Hasil penjelasan menunjukkan bahwa wanita yang dipersalahkan itu diduga melakukan perselingkuhan karena pernyataan empat orang saksi yang benar-benar melihat dan melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri. Beliau juga melarang mengartikan hadd sebagai pembedaan antara disiplin di dunia, misalnya dicambuk berkali-kali, dan disiplin dalam kekekalan, misalnya disiplin yang mengerikan dan menghebohkan ketika pelakunya tidak meminta maaf. Kedua, peringatan wanita di sini sebagai al-Muhshanaat yang bermakna wanita yang menjaga kehormatan dan keutamaannya agar tidak berbuat khianat. Pentingnya bagian ini memberi makna akan sahnya kezaliman qadzf terhadap wanita-wanita muhshanah, wanita-wanita yang sudah dewasa, berakal, dan wanita-wanita hebat (‘afifah) yang menjaga kehormatan dan keutamaannya dengan menjauhi perilaku tidak etis dan tidak pantas. Qadzaf atau tuduhan kekafiran terhadap orang-orang besar (muhsan) yang dapat menguasakan kehormatannya. Qadzaf adalah kesalahan yang dilakukan ketika seorang Muslim dituduh melakukan perselingkuhan atau silsilahnya disinggung. Menurut hukum Islam, Qadzaf adalah orang yang mempermalukan calon suami/istri dengan menuduhnya berkhianat namun tidak dapat memberikan bukti atau pengamat terhadap apa yang diucapkannya. Islam juga memberikan jaminan hukum kepada pasangan. Pasangan tersebut juga diberi pilihan untuk melindungi dirinya sendiri jika hal itu berhasil, tuduhan tersebut tidak benar. Diskriminasi terjadi ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, golongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lainnya.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Qadzaf; Zina; Al-Qur'an; Implikasi; Diskriminasi perempuan |
Subjects: | Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Nurjannah Siti |
Date Deposited: | 01 Nov 2023 06:48 |
Last Modified: | 01 Nov 2023 06:48 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/81286 |
Actions (login required)
View Item |