Kamal, Cecep Mohammad (1999) Pendapat Imam Malik dan Imam Syafi'i tentang kedudukan saksi dalam perkawinan. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text
1_cover.pdf Download (256kB) | Preview |
|
|
Text
2_abstrak.pdf Download (610kB) | Preview |
|
|
Text
3_daftarisi.pdf Download (420kB) | Preview |
|
|
Text
4_bab1.pdf Download (3MB) | Preview |
|
Text
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) |
||
Text
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) |
||
Text
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
||
Text
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (874kB) |
Abstract
Antara Malik dan al-Syafi’i metniliki kesamaan pendapat mengenai kedudukan saksi dalam perkawinan, di sanding terdapat perbedaan dianiara keduanya. Hal itu berhubungan dengan sumber liukum dan methode istinbdth al-ahkdm yang digunakan oleh kedua imam Madzhab tersebut Penelitian ini bettujuan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan pendapat kedua imam tersebut tentang kedudukan saksi dalam perkawinan. Di samping itu, untuk menjelaskan hubungan antara pengambilan sumber hukum dan penggunaan methode istinbdth al-ahkdm dengan pendapat keduanya tentang kedudukan saksi dalam perkawinan. Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa sumber hukum adalah al-Our’dn dan al Hadits. Dalam penjabaran dan penerapan pada segi-segi yang terperinci dan spesifik diperlukan istinbdth al-ahkdm. Keragaman dalam thariqat al-istinbdth al-ahkdm pada akhimya akan menimbulkan keragaman liukum sebagai hasil cara kerja methode itu. Penelitian ini dilakukan dengan cara penela'ahan kitab-kitab fiqh hasil karya Malik bin Anas dan al-Syafi’i beserta para pengikutnya masing-masing (ulama Malikiyah dan ulama Syafi’iyah). Kitab fiqh madzhab Malik diantaranya al-Mudawwanat al-Kubra, Aujaz al-Masalik ila Muwaththa Malik dan Bidayat al-Mujtahid. Kitab fiqh madzliab Syafi’i diantaranya al-Urmi al-Muhadzdzab, al-Mizan, al lqna’ dan Path al-Wahhdb. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan persamaan dan perbedaan kedudukan saksi dalam perkawinan dihubungkan dengan methode istinbdth al-ahkdm yang digunakan. Data yang ditemukan menunjukkan bahwa persamaan pendapat mereka terletak pada kedudukan saksi dalam perkawinan itu merupakan syarat, dan wilayah perbedaaimya timbul dalam permasalahan apakah syarat tersebut hanya syarat kesempurnaan saja atau s}-arat tersebut merupakan syarat sah yang diperintahkan ketika ‘aqad. Persamaan pendapat itu karena kesamaan pengambilan sumber hukum, yaitu al-Hadits. Sedangkan perbedaan pendapat mereka adalah dalam hal pern ah am an makna lafazh hadits, dalam penilaian dan penggunaan hadits, serta car a berpikir dalam melakukan ijtihdd. Menurut Malik, bahwa saksi hukumnya tidak wajib dalam ‘aqad, akan tetapi perkawinan tersebut harus di ’ildnkan sebelum dukhul. Adapun hadirnya dua orang saksi hukumnya hanya disunatkan saja. Berbeda halnya menurut al-Syafi’i, bahwa saksi hukumnya wajib hadir ketika ijab dan qabul bersamaan dengan berlangsungnya ‘aqad. Dan menurutnya dua orang saksi itu harus laki-laki, muslim dan ‘adil.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pendapat Imam Malik dan Imam Syafi'i; Kedudukan Saksi dalam Perkawinan |
Subjects: | Culture and Institutions > Marriage |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum |
Depositing User: | ADMIN PKL |
Date Deposited: | 02 Nov 2023 06:44 |
Last Modified: | 09 Jan 2024 03:56 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/81301 |
Actions (login required)
View Item |