Kedudukan hukum nafkah bagi isteri Nusuz menurut Ibn Hazm

Rudiansyah, Anas (2002) Kedudukan hukum nafkah bagi isteri Nusuz menurut Ibn Hazm. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text
1_cover.pdf

Download (193kB) | Preview
[img]
Preview
Text
2_abstrak.pdf

Download (504kB) | Preview
[img]
Preview
Text
3_daftarisi.pdf

Download (311kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4_bab1.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)
[img] Text
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)
[img] Text
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (402kB)
[img] Text
8_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (557kB)

Abstract

Dalam kajian hukum Islam, akad nikah yang syah menimbulkan hak dan kewajiban antara suami isteri. Dianlaranya fihak isteri berhak mendapatkan nafkah dari suami yang menikahinya, sebaliknya suami mempunyai kewajiban untuk menafkahi isterinya. Menurut Jumhur Ulama (mayoritas ulama fiqh) salah satu hal yang bisa menyebabkan gugurnya kewajiban suami untuk menafkahi isterinya adalah isteri yang berbuat nusyuz. Mengenai ini Ibn Hazm berpendapat lain menurutnva suami wajib menafkahi isterinya sejak terjalin akad nikah walaupun isteri berbuat nusyuz. Hal ini erat kaitannya dengan metode istinbath al-ahkam yang ia gunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pendapat Ibn Hazm tentang nafkah bagi isteri nusyuz, dasar hukum dan metode istinbath al-ahkam. Metode istinbath al-ahkam itu antara lain berkaitan dengan pemahamannya terhadap ayat- ayat al-Quran dan al-Sunah sebagai sumber hukum Islam. Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa sumber hukum Islam yang telah disepakati terdiri dari al-Quran, al-Sunah dan ijma Sahabat. Untuk memahami dan mengeluarkan kandungan hukum dari ketiga sumber hukum tersebut, diperlukan beberapa metode istinbath al-ahkam. Ibn Hazm menggunakan metode al- dalil, dari metode itu melahirkan pendapat mengenai penetapan hukum, sebagaikonsekwensi hasil cara kerja metode tersebut. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analysis) terhadap kitab-kitab karva Ibn Hazm, vaitu . al-Muhalla dan al-Ihkam fi ushul al-Ahkam dan kitab-kitab lain yang berhubungan dengan masalah penelitian ini. Analisis dilakukan dengan menggali pendapat Ibn Hazm tentang kedudukan hukum nafkah bagi isteri nusyuz dihubungkan dengan metode istinbath al ahkam yang digunakan. Data yang ditemukan menunjukan bahwa Ibn Hazm berpendapat tentang tetap berhaknva isteri untuk mendapatkan nafkah dari suaminya, walaupun ia (isteri ) berbuat nusyuz. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Muslim dari .labir dan pendapat sahabat Umar ibn al-Khattab, ditunjang dengan metode istinbath al-ahkam berupa penetapan zhahair lafadz pada kedua dal i 1 tersebut yang masih bersifat umum. Ia menyatakan bahwa lafadz umum harus diambil umumnya, lantaran itulah yang zhahir, terkecuali ada keterangan bahwa yang dimaksudkan adalah bukan zhahir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ibn Hazm menetapkan wajib bagi suami yang telah melakukan akad nikah. untuk memberikan nafkah kepada isterinya termasuk isteri yang berbuat nusyuz.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Subjects: Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyah
Depositing User: ADMIN PKL
Date Deposited: 03 Nov 2023 04:35
Last Modified: 03 Nov 2023 04:35
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/81491

Actions (login required)

View Item View Item