Pelaksanaan Pengupahan dengan Sistem Komisi di.CV Bintang Utama Karya Cabang Sumedang

Solihin, Budi (2005) Pelaksanaan Pengupahan dengan Sistem Komisi di.CV Bintang Utama Karya Cabang Sumedang. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (237kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (693kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (383kB) | Preview
Preview	Text (BAB 1) 4_bab1.pdf Download (3MB) | Preview
	Text (BAB 2) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB)
	Text (BAB 3) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (10MB)
	Text (BAB 4) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (291kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (633kB)

Abstract

Pengupahan merupakan salah satu bentuk muamalah yang memiliki landasan normatif. Ia tidak terlepas dari penilaian sah, batal atau fasid. Pengupahan dipandang sah apabila terpenuhi syarat dan rukunnya, dipandang batal apabila tidak terpenuhi syarat dan rukunnya dan menurut ulama Mazhab Hanafi fasid apabila hanya terpenuhi rukunnya saja.Ketentuan ini bertujuan agar tidak ada pihak yang dirugikan dari pelaksanaan pengupahan tersebut. Dalam hal ini adalah pelaksanaan pengupahan dengan sistem komisi di CV. Bintang Utama Karya cabang Sumedang yaitu suatu perusahaan yang bergerak pada jasa perkreditan barang. Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa pengupahan memiliki syarat dan rukun yaitu: (1) mu'jir dan musta’jir, dengan syarat balig, berakal dan cakap melakukan tasharuf(mengendalikan harta) (2) sigah (ijab kabul) (3) ujrahlupah, dengan syarat harus jelas, tertentu dan sesuatu yantg bemilai harta (t)pekeijaan, dengan syarat diketahui manfaatnya, dapat diserahkan kepada pekeija dan bukan pekerjaaan yang menurut syarak dilarang (diharamkan) sedangkan dalam pengupahan sistem komisi di CV. Bintang Utama Karya cabang Sumedang terdapat ketidak sesuaian dengan ketentuan di atas yaitu tiadanya upah, uang makan dan uang transfort bagi pekeija manakala ia tidak dapat merealisasikan penjualan padahal ia telah melakukan pekeijaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengupahan dengan sistem komisi di CV. Bintang Uiama Karya cabang Sumedang dan bagaimana tinjauan fikih muamalah terhadap pelaksanaan pengupahan tersebut. Penelitian ini disusun menggunakan metode deskriftif. Dengan tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah: Observasi, Wawancara dan Studi Kepustakaan. Sedangkan suir.ber data diperoleh dari kepala cabang dan karyawan CV. Bintang Utama Karya cabang Sumedang dan dari buku serta tulisan lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian dan selanjutnya dianalisis. Data yang ditemukan menunjukan bahwa pengupahan dengan sistem komisi di CV. Bintang Utama Karya cabang Sumedang diterapkan kepada karyawan divisi pemasaran atau SA (sales agent) yang beijumlah 45 orang dari 68 karyawan dengan ketentuan berdasarkan surat peijanjian keija yang telah disepakati bersama. Pengupahan tersebut telah memenuhi syarat dan rukun. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengupahan dengan sistem komisi diterapkan perusahaan bagi pekeija bagian pemasaran dengan ketentuan berdasarkan surat peijanjian keija yang telah disepakati bersama dan ditinjau dari fikih muamalah pengupahan ini hukumnya sah karena telah terpenuhinya syarat dan rukun. Adapun permasalahan SA tidak mendapatkan upah, uang makan dan uang transfort jika tidak dapat merealisasikan penjualan itu merupakan kebijakan perusahaan dengan pertimbangan demi kemaslahatan yang lebih besar yaitu keberlangsungan perusahaan dalam usahanya karena jika karyawan yang tidak produktif tetap mendapatkan upah maka biaya untuk gaji pegawai akan lebih besar dibanding pendapatan perusahaan dan hal ini akan mengakibatkan keinandegan perusahaan yang berimbas kepada pemutusan hubungan keija (PUK); Disamping itu untuk memotifasi karyawan agar dapat bekerja secara maksimal dan lebih produktif.

Actions (login required)

View Item