Kedudukan Ayah Tiri Sebagai Wali Nikah Pasangan A dan Y (Studi Kasus di KUA Kecamatan Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung)

Umami, Rita (2008) Kedudukan Ayah Tiri Sebagai Wali Nikah Pasangan A dan Y (Studi Kasus di KUA Kecamatan Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung). Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (284kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (587kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (544kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 1)
4_bab1.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (BAB 2)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)
[img] Text (BAB 3)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)
[img] Text (BAB 4)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (755kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftrapustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (511kB)

Abstract

Masalah keengganan calon mempelai perempuan (Y) yang tidak mau dinikahkan oleh wali nasab sendiri (0) terjadi di Desa Cileunyi Kecamatan Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung, yang tanpa mewakilkan kepada orang lain dan tanpa sepengetahuan wali nasab (O) terjadi akad nikah yang bertindak sebagai wali itu ayah tirinya (E) yang bukan urutan keluarga perempuan sebagaimana dalam syarat perkawinan. Kemudian yang menikahkan kedua pasangan tersebut yakni pihak KUA yaitu PPN, karena persyaratan untuk melakukan perkawinan yang diberikan kepada PPN tersebut sudah lengkap dan memenuhi syarat tapi dalam kenyataannya yang teijadi calon mempelai perempuan memberikan kesalahaan data yaitu kartu keluarga yang mencantumkan ayah tiri (E) menjadi ayah kandung.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan KUA mengizinkan ayah tiri menjadi wali, tindakan KUA dalam mengatasi ayah tiri menjadi wali, kedudukan ayah tiri yang menikahkan anak tiri menurut hukum Islam. Penelitian ini berangkat dari pendapat fuqaha yang mengatakan bahwa seorang perempuan menikali haras dengan wali, kalau tidak adanya wali maka pemikahannya tidak sah. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan jenis data kualitatif. Dalam penelitian ini sumber data primer yaitu informasi dari KUA yakni PPN, kedua mempelai dan wali ayah tiri. Sedangkan sumber data sekunder yaitu buku-buku yang dijadikan bahan rujukan dalam penelitian ini. Adapun tekhnik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada para pihak. Data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa alasan KUA menikahkan pasangan A dan Y dengan wali ayah tiri karena kesalahan data yang diberikan pihak calon mempelai perempuan kepada petugas PPN yang melampirkan persyaratan nikah yaitu kartu keluarga, keengganan calon mempelai perempuan di nikahkan oleh wali mujbir (wali yang berhak memaksa anaknya menikah/ayah kandung), adanya kecacatan administrasi yang diajukan pihak perempuan yang tidak diketahui oleh petugas KUA. Adapun pihak KUA dalam mengatasi supaya tidak terjadi hal seperti itu, maka dilakukan upaya penyuluhan baik penyuluhan langsung atau komunikasi primer dalam bentuk ceramah dan dalog langsung kepada masyarakat dengan beberapa tahap; tahapan pengenalan, pembentukan sikap dan penerapan. Dalam hukum Islam adanya perbedaan pendapat mengenai kedudukan wali sebagai syarat nikah dan wali bukan seba; ai syarat, adapun sebab perbedaan itu dalam memahami nash syara yaitu al-Qur’an dan dalam pengambilan hadits Nabi SAW yang dijadikan sebagai dasar hukum.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Kedudukan, Wali Nikah, Kecamatan Cileunyi Wetan
Subjects: Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Hukum Keluarga dan Hukum Perkawinan, Pernikahan menurut Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyah
Depositing User: PKL6 SMKN 11 GARUT
Date Deposited: 20 Nov 2023 07:28
Last Modified: 20 Nov 2023 07:28
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/82383

Actions (login required)

View Item View Item